Tuesday 25 March 2014

NTB, terus lawan narkoba!

lomba gendang belek NTB
            Pernah denger “gendang beleq” gak? Kesenian khas dari suku sasak di Lombok ini memang bagus dan simbol pemersatu umat. Betapa tidak, di NTB, khususnya di pulau Lombok, gendang beleq menjadi arena hiburan paling ampuh untuk mendatangkan massa sehingga bisa bersenang ria walaupun di tengah kesedihan yang menerpa, jiahahahaha… buat yang belum tahu, gendang beleq itu sesuai dengan bahasa sasak yang diartikan ke Indonesia, gendang = gendang, beleq = besar. Jadi, artinya gendang yang besar, karena gendangnya emang besar-besar, sekitar 1 meter bahkan lebih. Sebenernya sih, gendang beleq bukan isinya Cuma gendang doank, tapi juga gong, kecimol (kemerincik), bahkan sampe seruling. Biasanya sih dipake pas acara nikah, lamaran, sunatan atau sekedar untuk menyambut tamu kehormatan.

            Lah, terus hubungannya gendang beleq dengan narkoba apaan? Nah ini dia yang beda di NTB. Gendang beleq, selain fungsinya sebagai yang telah dijelasin sebelumnya, juga untuk penyalur seni dan bakat agar terhindar dari penggunaan narkoba. Kok bisa? nah, salah satu upaya menurunkan angka penyalahguna narkoba di NTB dengan memberdayakan kesenian khas ini. Kan kalau waktunya diisi dengan hal bermanfaat gini, jauh lebih baik daripada menggunakan narkoba kan?

            Mungkin ide itulah yang dijadikan sebagai motivasi untuk mengurangi penggunaan narkoba di NTB. 18 Juni 2013 lalu, diselenggarakanlah festival gendang beleq se-provinsi NTB dalam rangka menyelenggarakan Hari Anti Narkotika Nasional. Sepengetahuan gue, Jarang-jarang sih NTB menyelenggarakn event kesenian sebesar ini, makanya gue merasa sedikit rugi gak menyaksikannya.


            Dengan suksesnya pelaksanaan Peringatan HANI 2013 Tingkat Provinsi NTB yang dipusatkan di Lombok Barat maka akan meningkat pula kesadaran masyarakat untuk menciptakan Komunitas Global yang Hidup Sehat Tanpa Narkoba.

Peredaran narkoba tidak memandang wilayah. Hampir seluruh tempat di dunia ini telah ditaburi oleh obat terlarang itu. Termasuk Indonesia. Bahkan Indonesia menjadi salah satu tempat paling empuk, pasar paling menggiurkan bagi narkoba. Gak heran begitu banyak warga asing yang ketangkep Kepolisian atau BNN yang ketahuan melakukan transaksi barang haram ini.

            Tidak terkecuali di Nusa Tenggara Barat. Provinsi di bagian gugusan pulau kecil Indonesia tengah, yang terdiri dari 2 pulau utama, ini menjadi tujuan “berikutnya” bagi para pengedar narkoba melihat tidak sedikitnya penyalahguna yang telah ditemukan di tempat ini. Dari sekitar 4 juta jiwa yang terbukti sebagai penyalahguna narkoba ini, sekitar 1,2 % berada di NTB. Ini yang terlihat ya, entah yang tertangkap tangan menggunakan sampe di giring ke BNNP atau kepolisian, sedangkan yang belum terdeteksi pastinya lebih dari itu, mengingat yang namanya narkoba ini fenomenanya kayak gunung es, sedikit yang terlihat, masih banyak lagi yang tersembunyi.

            Artinya bahwa, dari 4,6 juta penduduk NTB yang ada, 60.000 telah menyalahgunakan narkoba. Terus, Lombok Timur dengan kepadatan penduduk paling tinggi dari 10 kabupaten yang ada di NTB, yaitu 1,2 juta berarti ada 15.600 jiwa telah menularkan narkoba ini dengan sengaja. Sedikit? Gak juga, itu menurut gue banyak untuk daerah damai seperti NTB. Gue, setelah ngelihat ini menjadi prihatin, karena setahu gue NTB itu daerah yang masih menjaga tradisi, dan tidak ada sama sekali tradisi untuk pake narkoba. Tidak ada! Gue, sebagai putra asli Lombok Timur, keturunan suku sasak sejak lahir, merasa tergerak untuk membantu semeton-semeton (saudara-saudara) sasak lainnya agar tidak terjangkit narkoba ini. Kecewa memang melihat daerah yang salah satu pulaunya dikenal dengan pulau 1001 masjid ini, ternyata tidak terlepas dari pengaruh narkoba.

            Dengan adanya 15.600 jiwa pengguna narkoba ini, artinya 1 dari 100 orang yang gue kenal adalah pengguna narkoba. Wow! 1 dari 100? Artinya kalo gue punya temen seangkatan pas SMA sebanyak 256, ada sekitar 2-3 orang yang pake narkoba. Gue belum pernah nemuin temen yang pake narkoba, sepertinya ada di antara mereka yang telah terkena. Entahlah .  Walaupun pada prinsipnya gue percaya temen-temen yang gue kenal kagak bakalan mau menggunakannya.

            Tren penyalahgunaan narkoba di NTB masih tabu memang, gak setenar yang ada di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Namun, ini tetap saja harus diantisipasi agar tidak menjadi lebih besar. Oleh karenanya, BNNP dan kepolisian daerah NTB terus berpacu untuk bersama-sama saling membantu memberantas peredaran narkoba ini. Rehabilitasi pengguna narkoba juga sedang disosialisasikan sampai sekarang, karena penduduk NTB pada umumnya masih takut untuk melaporkan teman atau keluarganya yang telah menggunakan narkoba. Eh, narkoba di sini yang dimaksud itu selain rokok ya, soalnya kalo rokok, NTB pada umumnya, dan Lombok Timur khususnya, itu penghasil Tembakau nomor 2 terbesar di Indonesia, hehehe…

            Menurut gue sih, sejauh yang gue tahu sampe tahun 2011 gue masih berdiam lama di Lombok, penyuluhan dan sosialisasi serta pendekatan tentang narkoba ini masih kurang dari BNNP dan kepolisian. Selama 3 tahun sekolah pas SMA, seinget gue, Cuma sekali dari kepolisian datang buat penyuluhan narkoba. Itu pun Cuma buat perwakilan kelas aja, dengan harepan perwakilan kelas ini nantinya ngasitahu temen-temen di kelasnya.

            Nah, mungkin setelah tahu perubahan paradigma pemberantasan narkoba ini gak Cuma lewat yang namanya penyuluhan, dilakukan hal-hal kreatif oleh pemerintah provinsi NTB. Selain dengan festival gendang beleq tadi, ada juga program BNN goes to school. BNN Goes To School ini adalah program reality show kegiatan peran serta masyarakat di lingkungan sekolah dalam upaya mencapai lingkungan Pendidikan Bebas Narkoba. Roadshow Anti Narkoba BNN Provinsi NTB ini berkerjasama dengan RRI Mataram, dimaksudkan untuk memberikan informasi P4GN dengan menjelasakan tentang penyalahgunaan, bahaya, serta dampak dari penggunaan Narkoba yang digandengkan dengan penampilan kegiatan kreatifitas maupun ekstrakulikuler inovatif dan menarik dari tiap-tiap sekolah.


            Acara Roadshow ANTI NARKOBA BNN Provinsi NTB ini sudah dimulai pada tanggal 26 - 28 Agustus 2013. Acara ini direncanakan akan dilaksanakan di 3 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima. Peserta diperkirakan akan mencapai kuarang lebih 450 siswa Sekolah Menengah Atas atau Sederajat. Sayang yah, kabupaten/kota di pulau Lomboknya belum dapet bagian buat ikutan acara se-keren itu. Padahal gak sedikit loh remaja di pulau Lombok yang antusias banget kalau ada event yang kayak gitu. Apalagi di Lombok Timur, hehehehe…

            Harepan gue sih ke depannya, BNNP maupun kepolisian tetep menjaga dan rutin melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada seluruh masyarakat NTB dalam hal pemberantasan narkoba ini. Kalau Cuma sekali dua kali sih mungkin gak mempan, mesti terus menerus dan pantang menyerah. Selain itu, seharusnya BNNP atau kepolisian juga melakukan lomba-lomba dalam rangka memerangi narkoba ini. Selain lomba gendang beleq yang udah dilaksanakan baru-baru ini, BNNP atau kepolisian bisa melirik golongan remaja, yang masih sekolah untuk mengapresiasikan kemampuannya untuk hal yang bermanfaat daripada menggunakan narkoba.

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...