Wednesday, 19 March 2014

jalan-jalan ke BNN yuk!!!

badan, narkotika, nasional, kantor, cawang
badan narkotika nasional
Rabu ini kayaknya bakalan jadi hari yang membosankan buat gue. pengennya ke Bogor, tapi besok harus ikut persiapan tugas akhir di kampus, maklum mahasiswa tingkat akhir hohoho... pengennya sih ngelanjutin tidur, tapi semalem udah banyak banget korupsi tidurnya. putusin aja langsung buat jalan-jalan. Gak Cuma jalan-jalan ngabisin duit muter-muter Jakarta doank, tapi kali ini jalan buat cari referensi ke BNN.


Abis nyampe di halte BNN, langsung masuk deh ke kantornya. Eh, gak deng, nanya dulu ke bapak satpamnya. “pak, perpustakaan dimana?”, “bapak muter dari luar, mentok ketemu deh “ , “makasih pak” sambil gue senyum sinis. Yaiyalah gue sinis, gue masih muda gini dibilang bapak, dasar satpam, kalo gue ketua BNN, gue naikin jabatan loe, biar tahu rasa loe :D oh ya, ini pertama kalinya gue masuk ke kantor Badan Narkotika Nasional yang sering kedengeran gaungnya kalau ada kasus narkoba gitu. Ternyata tempatnya tidak jauh berbeda dengan kantor-kantor lainnya. Ada kantor utama, ada bagian tempat penahanan tersangka, ada lapangan seperti lapangan basket yang kalau hari senin dan setiap tanggal 17 digunakan untuk upacara. Tak lupa juga ada kantin, masjid sampai dengan perpustakaannya. yang membuat berbeda mungkin letak perpustakaannya yang berada di belakang, jadi mesti muter balik dari depan ke belakang. Letaknya di pojok belakang banget. Dekat dengan parkiran-prakiran mobil biru bertuliskan “BADAN NARKOTIKA NASIONAL”.

Sebelum nyampe di perpustakaannya yang ada di dekat masjidnya, gue langsung di kagetin sama tulisan gede dengan banner berdiri setembok “KONFERENSI PERS”. Konferensi pers? Konferensi pers apaan ya? Gue bingung, biasanya kalo konferensi pers banyak wartawan ya, ini udah kursinya sedikit, wartawannya juga belum pada datang. Di depan gue udah duduk 2 orang, sepertinya dari arab sana. Wajahnya khas timur tengah dengan perawakan tinggi besar, lebih kea rah gendut, dengan borgol di tangannya dan kostum biru bertuliskan “TAHANAN”. Di samping kanan gue duduk bapak-bapak berkostum merah sepertinya sedang kesal menunggu wartawan yang belum saja datang padahal sudah jam 10 loh.

“bapak dari wartawan mana?” tiba-tiba ada bapak-bapak hamper botak menyapa. Astaga, gue mau bilang apa? Gue kan ke sini bukan buat konferensi pers, tapi buat baca-baca di perpustakaannya. “blogger pak” tiba-tiba keluar kata-kata ampuh dan aneh itu dari mulut gue. Spontan banget. “blogger itu apa ya?”. Parah banget ya, zaman gini pegawai BNN gak tahu blogger apaan? Ckckckck…mesti dibilangin ke pak thamrin nih *dalam hati gue ngomong gitu. “itu loh pak, yang nulis di internet buat di baca sama orang lain tulisannya”, “oh yang itu…” membalas jawaban gue dengan wajah puas. Ya sudahlah, bukan salah bunda mengandung.

Gue pun duduk paling depan. Walaupun gue bukan wartawan seperti yang diharapkan pegawai BNN itu, tapi setidaknya gue juga memberitahukan kejadian. Blogger lebih bebas dari wartawan. Setidaknya itulah yang gue percaya. Wartawan memberitahukan sesuatu harus sesuai dengan kaidah 5W + 1H, kaku dan kode etiknya sangat banyak. Sedangkan blogger? Bebas tapi tetap bertanggung jawab. Lebih enak lagi memberitakannya bebas dari sudut pandang mana, self experience, begitulah istilahnya.

Tak lama kemudian, sedikit demi sedikit datanglah wartawan yang sudah diharap-harapkan. “kok telat?” sapa bapak BNN sembari salaman. “sebagian di rumah duka pak, kasus polda metro”, “oh ya, kalau gitu kita mulai saja. Kita tunggu 7 tersangka lainnya dulu ya” mungkin bapak dari BNN ini mengerti ada kasus yang juga menyita perhatian masyarakat, yaitu penembakan seorang polisi oleh bawahannya di polda metro jaya. Wajar aja kalau tidak sedikit wartawan yang gak mau ketinggalan infonya.

Lalu, berdatangan 7 orang lainnya yang berseragam “TAHANAN” lainnya. Namun yang membedakannya dengan orang arab tadi, ketujuhnya memakai topeng khas tersangka. Wajah ketujuhnya tidak keliatan. Hanya matanya. Yah, walaupun gue gak pernah berhadapan langsung sama pemakai dan pengedar narkoba, mata ketujuhnya benar-benar berbeda dengan mata orang normal. Seperti ingin keluar, dengan warna yang agak memerah. Ada juga yang putih, tapi seperti mengeluarkan air mata. Emang pengguna itu kayak gini ya? Baru tau gue -_-


Sumpah deh, ini pertama kalinya gue berhadapan langsung dengan yang namanya pengguna narkoba. Eh, malah pertama kalinya ngeliat langsung yang namanya “TAHANAN”. Gue yang duduk paling depan kayaknya paling menarik perhatian mereka, soalnya gue banyak foto-foto mereka.

Di depan telah tersaji kardus, amplop coklat dan sebuah koper yang belakangan gue tahu sebagai barang bukti. Wahhh…berasa kayak wartawan kriminal gue. Berhubung yang tahu gue Cuma blogger adalah 1 orang bapak yang duduk agak jauh dari gue, yaudah gue bertingkah kayak seorang wartawan profesional aja. Beruntung gue bawa notebook ama polpen, jadi selain gadget di tangan kiri, notebook dipangkuan dengan pulpen di tangan kanan. Jiahahaha…kalau ada pemeriksaan tamu undangan, gue bakalan disuruh keluar kayaknya. Udah duduk paling depan, paling lincah motret, paling aktif nulis, tapi gak diundang :D

Ternyata, konferensi pers di sini adalah pemusnahan barang bukti berupa shabu-shabu sebanyak 50 kg, ama pil ekstasi sebanyak 98 butir. Widihhh…ngeri gue -_- udah pertama kalinya ngeliat tersangka -_- pertama kali ngeliat yang narkoba lagi. Jelas-jelas gue di depan mata ngeliat tuh shabu-shabu 40 kg di dalam koper. Gileee…pantes aja nama lainnya “ice” bentuknya kayak bongkahan es kecil-kecil, kayak garam gede gitu yang dibungkus plastik. Nah, ternyata ini tuh hasil dari penangkapan pengedar narkoba yang ditangkap di pelabuhan ratu, 27 februari kemarin. Dan salah satu penangkapan terbaik yang dilakukan BNN. Tersangkanya, yang gue kira orang arab tadi, ternyata orang Iran. 2 orang ini, namanya mas seiyed hasyim sama mustova. Di berita-berita sih dikasitahu ada yang bilang 60 kg, ada yang bilang 70 kg, padahal beratnya Cuma 40 kg. apa yang buat beda ya? Entahlah, anggap saja itu sebagai pewarna berita :v

BNN mastiin kalo mereka berdua ini adalah jaringan internasional narkotika. BNN pas nangkep mereka melakukan penyelidikan pendahuluan selama seminggu yang katanya bekerja sama dengan DEA (drugs enforcement Agency) dari amerika. Modusnya sih dikubur dulu baru di ambil untuk didistribusiin ke kota-kota besar di Indonesia.

Selain shabu-shabu, barang haram lain yang bakalan di musnahin itu adalah ekstasi. Ada ratusan pil ekstasi yang berwarna pink. Bentuknya kayak paracetamol gitu, gedenya juga gitu, Cuma warnanya pink dan agak gelap. Narkoba ternyata kayak gitu ya…

Selain warga Iran, ada juga orang china atau orang hongkong gitu, lupa deh. Namanya chan. Pengedar narkoba yang menyuplai salah satu tempat di Jakarta. Ada juga 2 ibu-ibu yang jadi tersangka pengedar narkoba yang tertangkap basah ketika melakukan transaksi.

Abis bapaknya speak-speak gitu jelasin mekanisme pemusnahan narkobanya, lalu narkobanya pun dimusnahkan dengan dimasukkan ke alat pemusnah, untuk dibakar habis. Tampak raut kekecewaan dari wajah kedua orang Iran tadi. Katanya tuh 40 kg shabu-shabu nilainya sampe miliyaran rupiah loh. Kayak ngebakar uang “100an millyar” di depan mata. Gimana rasanya ya? Kalo gue kayaknya udah pingsang deh -_- tapi ini uang haram sih, jadi wajar aja kalau sampe dibakar hohoho… nyari uang jauh-jauh dari Iran ke Indonesia itu yang halal toh mas, biar berkah. Sekali-sekali jadi pembantu di Indonesia kan gak apa-apa mas, masa orang Indonesia doank yang cari nafkah ke negerinya *ngomong ama diri sendiri. Kayaknya sih kasian ya mereka berdua, tampangnya kayak innocent gitu, tapi mereka kan gak kasian sama korban-korban penyalahgunaan narkoba yang ada di Indonesia. Jadi, demi Indonesia yang bebas narkoba tahun 2015 nanti, BNN harus setegas ini, bahkan harus lebih tegas lagi. Selamatkan masa depan Indonesia dari ancaman Narkoba. Indonesia, salut!

3 comments:

Ani Berta said...

Seruu banget, itu mah rezeki ya pas ada prescon :D

Indra Kusuma Sejati said...

Mana photonya Riz, ko ga di tampilin sekalian dalambentuk reportasenya ? :D

Salam

pedrogondem said...

teh ani : iya nih :)
mas indra : udah tuh , baru di upload tadi lagi trouble koneksi soalnya

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...