Wednesday 22 January 2014

labuhan haji, pelabuhan atau kawasan wisata?

kawasan, wisata, labuhan haji
kawasan wisata atau pelabuhan labuhan haji?
sampai saat ini, gue masih agak rancu dengan konsep yang ditawarin oleh stake holder (entah itu pemerintah atau swasta) mengenai labuhan haji. digerbangnya jelas-jelas tertulis "pelabuhan labuhan haji" tetapi di salah satu temboknya juga tertulis kawasan wisata. tempatnya sih strategis untuk keduanya, apalagi letaknya yang hanya sekitar 6 km dari jantung kota selong, dengan akses jalan yang sangat bagus membuatnya mudah dijangkau dan sering dikunjungi oleh masyarakat lombok timur.
kawasan, wisata, labuhan haji
semak belukar sepanjang jalan di dalam dermaga lb. haji
gini maksudnya, kalau emang mau dua-duanya, ya jalankan lah dua-duanya. lah, ini entah yang mana yang jalan belum keliatan. pelabuhan belum jalan, kawasan wisatanya pun masih tampak kurang. bayangin aja, kalau yang dianggap jalan adalah pelabuhannya (dermaga), belum ada satu kapal pun yang singgah. infrastrukturnya pun masih sangat minim. jalan yang seharusnya tempat menaruh fasilitas atau bongkar muat pun tertutup oleh semak belukar.
kawasan, wisata, labuhan haji
semak belukar
padahal, dermaga ini telah diresmikan sekitar 1 tahun yang lalu oleh wakil presiden, pak Boediono, pas hari nusantara yang kebetulan digelar di Lombok timur. entah kenapa belum berjalan sampai sekarang. memang sempat tersendat sih pembangunannya karena pergantian kepala daerah beberapa tahun terakhir, tapi gue gak ngurus yang gitu-gitu ya, setidaknya gue hanya menyayangkan aja gini jadinya.


kalau emang mau salah satu, apakah kawasan wisata atau pelabuhan (dermaga) ya fokus ke salah satunya lah. kalau dermaga tempat kapal singgah, ya dermaga lah. kalau emang mau kawasan wisata, tempat wisata lah. kan kalau mau dua-duanya, tinggal nunggu waktu doank untuk bubarnya. misalnya, sekarang jadi kawasan wisata karena belum jalan pelabuhannya (dan entah kenapa belum jalan). nanti kalau pelabuhan sudah jalan, kan udah gak bisa jadi kawasan wisata lagi. kebayang gak, wisata lihat kapal lalu lalang dengan air yang sudah kotor karena minyak dan sampah, terus udara yang kotor juga karena asap dari perahu dan kapal yang lalu lalang? terus kalau udah gitu, itu tulisan "kawasan wisata" mau dihancurkan?

padahal jika fokus ke salah satu saja, itu akan menjadikan kawasan ini menjadi tempat yang relatif maju dibandingkan dengan kawasan lain di lombok timur. seandainya ini fokus di pelabuhan, kan perekonomian masyarakat pesisir juga semakin maju. di satu sisi, banyak tenaga kerja yang akan dibutuhkan untuk sebuah "pelabuhan" yang memberikan pekerjaan bagi pengangguran dan pastinya warung-warung yang ada di pesisir pantai. selain itu, nelayan bisa tetap menangkap ikan kok asalkan melautnya ke tempat yang agak jauh dari dermaga.

dan jika memang ingin dijadikan kawasan wisata, tempatnya juga prospek banget kok. lihat aja, berbagai fasilitas untuk jadi kawasan wisata yang asri juga sudah dibangun. berugak (gazebo), musolla (walaupun sekarang masih dikunci), tempat berbelanja, pantai yang indah, pohon yang rindang sepanjang pantai serta bentukan dermaga yang menjorok jauh ke laut membuat mata seakan dimanjakan. bahkan, belum beroperasi saja, nih dermaga udah punya tarif kalau mau masuk. murah sih, hanya Rp. 3000 aja, dan kalian bisa merasakan angin laut yang segar dengan pemandangan khas pantai lombok serta air laut yang masih bersih.

kawasan, wisata, labuhan haji
gazebo (berugak) sepanjang pantai labuhan haji

kawasan, wisata, labuhan haji
jalan masuk dermaga labuhan haji

kawasan, wisata, labuhan haji
pemandangan laut dari dermaga labuhan haji

kawasan, wisata, labuhan haji
dermaga yang masih sepi

kawasan, wisata, labuhan haji
Mr. Rp. 3000
semua pemikiran di atas bukanlah kritik pedas buat pemerintah, berhubung kripik mak icih bukan ditemukan oleh orang lombok, dan lombok sendiri artinya bukan cabai, maka pemikiran di atas hanya saran dan masukan untuk pemerintah atau pihak swasta yang menyayangi lombok timur secara bersama-sama :) bukankah lebih baik mengkritik yang sifatnya membangun daripada memberikan pujian untuk menjilat? :)

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...