Thursday, 20 March 2014

Ngapain aja sih kalau masuk rehabilitasi?

*mikir keras
            Mungkin banyak yang gak tahu kegiatan di tempat rehabilitasi pengguna narkoba itu ngapain aja sih? Apel? Upacara? Dibentak-bentak ama petugas? Kelahi kayak dipenjara? Tempat tidur yang sesak? Bukannya tambah sembuh malah tambah sakit deh kalau gitu. Ternyata tidak separah itu kok.

            Namanya tempat rehabilitasi ya gimana caranya kita bisa kembali menjadi orang normal. Kembali untuk tidak kecanduan dengan narkoba lagi. Orang-orang yang peduli ama pecandu narkoba gak begok-begok amat kok ngedesain tempat rehabilitasi yang terkesan menakutkan gitu. Semua tempat rehabilitasi, baik yang disediain pemerintah lewat Badan Narkotika Nasional maupun swasta, cukup menyenangkan.

            Nah, tahapan-tahapan yang mesti dilalui oleh pecandu narkoba yang ingin disembuhkan di tempat rehabilitasi, dalam hal ini dari pemerintah melalui BNN, adalah :

1.      Penerimaan
Dimana pecandu diterima untuk di data. Biasanya pas pertama gini, pihak rehabilitasinya melakukan diagnosa tuh ama pasiennya agar bisa diketahui kondisi yang diderita sejauh ini. Diagnosanya ini biasanya dengan metode :
·        Wawancara, bisa bertanya ama pasiennya, bisa juga ama keluarga atau sahabat-sahabatnya
·        Pemeriksaan fisik, dengan melihat dari luar sejauh mana gejala yang udah timbul, sama sejauh mana dampak yang diderita ama pasien
·        Pemeriksaan organ dalam, bisa lewat tes darah, tes urin, tes liur dan sebagainya.
Nah, dari hasil tes awal ini, biasanya pasien bisa dikelompokkan ke dalam golongan-golongan :
a)      Intoksikasi atau keracunan. Kalau keracunan gini, mesti dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan ke rumah sakit.
b)      Withdrawl tanpa komplikasi, artinya pasien sudah putus dengan zat narkoba dan gak ada penyakit yang berhubungan yang ditemukan. Kalau yang ini langsung dibawa ke tahap 2, yaitu detoksifikasi.
c)      Withdrawl dengan komplikasi, artinya walaupun pasien sudah putus dengan zat narkoba, tapi ditemukan penyakit-penyakit yang berhubungan, misalnya hepatitis, jantung, HIV/AIDS, dan butuh dirujuk ke rumah sakit.
d)      Overdosis dan gangguan kejiwaan, juga harus dirujuk ke rumah sakit. Buat yang gangguan jiwa, mesti dibawa ke rumah sakit jiwa.
e)      Negative, artinya ternyata gak ada narkoba yang ada di dalam tubuhnya. Pasien bisa dipulangin.

2.      Detoksifikasi
Di sini, upaya untuk mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuh pasien dilakukan dengan intensif. Lamanya tergantung kondisi pasien itu sendiri, biasanya sih sebulan gitu. Detoksifikasi ini bisa pake fasilitas yang ada di tempat rehabilitasi, bisa juga dengan rawat jalan atau dirujuk ke rumah sakit. Tergantung kondisi pasien lagi sih sebenernya.

3.      Pra rehabilitasi
Tahap ini merupakan tahap awal program rehabilitasi yang sesungguhnya, dimana pasien akan dikontrol melalui koordinasi dari dokter, psikiater, pekerja sosial sampai dengan oleh pemuka agama masing-masing. Supaya mereka siap menjalani rehabilitasi nantinya sampai selesai.

4.      Assessment
Kegiatan di tahap ini antara lain :
a)      Pengamatan pasien secara mendalam terhadap pasien oleh petugas
b)      Wawancara
c)      Review data pribadi
d)      Riwayat penggunaan narkoba
e)      Penggalian bakat dan minat pasien
f)        Test psikologis
g)      Pembuatan kesepakata/perjanjian dengan pasien, kayak kesediaan orang tua dan klien untuk direhabilitasi, jangka waktu yang diinginkan sampe dengan program yang akan dijalankan. Pemerintah udah baik banget ya, masih aja butuh persetujuan kita buat bisa kembali normal.

5.      Pembinaan dan pelatihan
Setelah melalui kegiatan interaktif dengan petugas, dilakukan kegiatan interaktif dengan pasien sekitar yang ada di tempat rehabilitasi. Hal ini untuk membangkitkan semangat dan motivasi yang ada di dalam pasien. Adapun kegiatan-kegiatannya itu :
a)      Bimbingan fisik, seperti olahraga, kesenian, rekreasi sampe dengan perawatan kesehatan
b)      Bimbingan spiritual, seperti kegiatan keagamaan yang intensif. Jangan mikir kayak di pesantren ya, di sini pastinya disesuain dengan kondisi pasiennya. Bukan dipaksa-paksa banget gitu. Yang agama islam ya solat, ngaji, puasa. Kalo yang Kristen ya ke gereja, baca al-kitab, dll.
c)      Bimbingan sosial, kayak kegiatan-kegiatan yang berkelompok gitu, gotong royong atau games-games berkelompok.
d)      Bimbingan belajar dan keterampilan kerja, dikasi pelajaran, diajarin keterampilan kerja yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Asyik kan? Jadi pas keluar udah bisa kerja dan gak ketinggalan dengan perkembangan informasi yang ada di luar.
e)      Pembahasan kasus yang dialami sampai dengan evaluasi perkembangan

6.      Resosialisasi
Jika telah lolos tahap pembimbingan dan pelatihan, maka pasien akan diberikan kesempatan untuk bersosialisasi dengan dunia luar, sedikit demi sedikit. gak Cuma di dalam tempat rehabilitasi saja, jadi pasien tidak terlalu bosan. Misalnya, pasien disalurkan untuk magang atau kerja sementara di perusahaan atau kantor pemerintah yang dirasa aman dan bisa mengembalikan semangatnya. Bisa juga pasien diberikan kesempatan untuk mengunjungi keluarga, berbelanja di pasar, ikut kompetisi olahraga, sampai dengan dikasi cuti untuk pulang ke rumah. Selain itu, di sini pasien mengikuti program pencegahan kekambuhan. Pasien tetap di kontrol, diberikan konseling dan harus tetap dievaluasi sejauh mana perkembangannya sebelum benar-benar keluar.

7.      Bimbingan lanjut
Jika pasien masih membutuhkan bimbingan setelah diperbolehkan untuk keluar, masih disediakan bimbingan lanjutan berupa konseling dari rumah masing-masing. Nah di sini biasanya pasien berada di halfway house atau rumah antara, dimana pasien boleh berada di rumah ini karena belum memungkinkan atau belum siap untuk balik ke rumah sebenernya.

8.      Terminasi
Tahap akhir dari program ini, pelepasan pasien ke dunia luar kembali. Dalam hal ini, pasien telah lolos buat ngikutin semua program yang ada dan dipercaya bisa kembali membangun kehidupannya yang lebih baik.

semua ini rata-rata selesai dalam jangka waktu 1 tahun loh, bisa lebih cepet kok, tergantung dari perkembangan kondisi pasien. Abis tahu semuanya, bukankah tempat rehabilitasi itu sebenernya menyenangkan? Ketemu teman baru, diajarin keterampilan yang belum tentu kita dapat di luar sampe dengan diajarin solat, ngaji, dan puasa. Gak heran deh, gak sedikit pecandu yang keluar dari panti rehabilitasi bisa jadi ustad. Jadi, buat para pecandu yang pengen cepet sembuh, jangan takut buat datang ke tempat rehabilitasi. Semakin cepat, semakin baik.
            

No comments:

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...