Tuesday, 22 April 2014

6 Sistem Pencegahan Narkoba Yang Efektif


            Melanjutkan artikel gue sebelumnya yang soal perubahan paradigma pencegahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, kali ini gue bakalan sedikit berbagi hasil focus group discussion bareng BNN beberapa hari yang lalu. Masih soal pencegahan narkoba yang efektif. Dari paparan deputi bidang pencegahan, Yafi manafe, dapat disimpulkan ada 6 sistem pencegahan penyalahgunaan narkoba yang cukup efektif, yaitu :


1.      Intervensi ke dalam kehidupan orang lain
Maksud intervensi disini bukan berarti mengambil alih atau ikut campur soal kehidupan orang lain, namun lebih ke arah kepedulian kita untuk bisa masuk dan memberikan nasihat kepada orang lain dalam rangka untuk menjauhkannya dari penyalahgunaan narkoba.
Intervensi mulai dari hal yang kecil, mulai dari hal yang sederhana dan bisa kita lakukan sesuai dengan kemampuan. Misalnya, jika kita memiliki anak, kita terlebih dahulu intervensi kehidupan pribadinya yang berkaitan dengan upaya penanaman pendidikan anti narkoba kepada mereka. Gak usah muluk-muluk malah langsung pengen orasi se-lapangan. Mulai dari orang terdekat kita dulu. Intervensi ini bisa kita lakukan secara intensif kepada anak-anak, dengan harapan bisa membuat mereka menjauhi narkoba dengan sendirinya. Karena, jika kita biarkan begitu saja tanpa ada pengendalian yang kita lakukan kepada anak-anak, bisa-bisa mereka lebih dulu diintervensi oleh orang lain yang menjerumuskannya kepada penyalahgunaan narkoba.
misalnya, kita masih siswa SMP atau SMA. Intervensi yang bisa dilakukan kepada sesama teman dekat atau teman yang kita anggap sering bersama-sama. Tentunya kita gak mau donk temen sendiri terjerumus ke narkoba? Nah, intervensinya juga gak usah sampe dalem-dalem banget, karena kan kita memang gak bermaksud untuk kepo, Cuma pengen saling mengingatkan.
Misalnya kita adalah guru sekolah, bisa dengan memberikan pendidikan dan ekstra kulikuler yang menjauhkan murid dari penyalahgunaan narkoba. Jangan salah lo, intervensi itu gak selalu bersifat buruk. Gak selalu orang yang melakukan intervensi artinya pengen ambil alih masalah orang lain, tetapi bisa untuk membantu mereka agar tahu lebih luas mengenai narkoba.
Dengan Mengkomunikasikan kepada individu tentang berbagai faktor baik faktor individu mapun lingkungan yang dapat mendorong seseorang menjadi penyalahguna narkoba, serta berbagai upaya, untuk menghindari penyalahgunaan narkoba, diharapkan sejak kecil sampai besar, dari lingkungan terkecil sampai terluas yang bisa dijangkau oleh mereka, telah tertanam perilaku anti narkoba dalam dirinya, jadi kita tidak perlu terlalu takut lagi mengenai pergaulannya.

2.      Dukungan kebijakan
Ini merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Tentu saja ini merupakan tugasnya orang-orang yang ada di atas, mereka yang memiliki kemampuan untuk membuat suatu kebijakan dalam hal penentuan arah dari perang terhadap narkoba ini.
Selain itu, dukungan kebijakan dan regulasi ini untuk memastikan ketersediaan narkotika untuk tujuan medis dan penelitian guna mencegah penyalahgunaannya, termasuk upaya mengurangi supply, menyediakan perawatan dan rehabilitasi bagi pecandu narkoba. Seperti tulisan gue sebelumnya, sudah saatnya pengguna narkoba direhabilitasi, bukan di penjara.
Diperlukan sebuah standar yang sama di seluruh Indonesia mengenai pencegahan narkoba ini. Agar tidak terjadi ketimpangan pemberantasan narkoba antara satu daerah dengan daerah yang lain. Standar ini juga harus memperhatikan dan sesuai dengan standar internasional yang telah ditetapkan oleh UNODC, sehingga tidak hanya di daerah-daerah di Indonesia, namun diseluruh dunia memiliki standar yang sama.
Salah satu contohnya adalah dengan dikeluarkannya UU narkotika nomor 35 tahun 2009, menjadi salah satu kebijakan yang memperlihatkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam memerangi pengedar narkoba dan menyelamatkan penggunanya.
Kebijakan pencegahan tidak hanya selalu harus dijalankan oleh BNN dan kepolisian. Namun juga bisa dimulai dari sekolah-sekolah. Sekolah seharusnya bisa memberikan porsi khusus untuk kebijakannya dalam rangka memberantas narkoba di lingkungan sekolah. Bisa dengan memasukkan pelajaran tentang bahaya narkoba pada kurikulum pendidikannya, bisa dengan memberikan kesempatan kepada pihak yang berwenang untuk melakukan sosialisasi secara rutin kepada sekolah, dan bisa juga dengan hanya menyelenggarakan acara atau lomba khusus bertemakan anti narkoba.
Kebijakan tersebut bisa juga dimulai pada tempat kerja. Tempat kerja tidak menutup kemungkinan menjadi salah satu tempat peredaran narkoba. Oleh karena itu, diperlukan sedikit perhatian lebih untuk memastikan lingkungan kerja bebas narkoba. Misal dengan melakukan tes urin secara rutin 6 bulan sekali.

3.      Aplikasi manajemen berbasis penelitian dan ilmu pengetahuan
Manajemen di sini maksudnya adalah melaksanakan prinsip dasar perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.
Diperlukan perencanaan yang matang dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba. Perencanaan ini harus berdasarkan pada hasil penelitian, analisis dan kaidah ilmu pengetahuan yang sebenarnya serta up to date, sehingga dalam menjalankannya nanti bisa sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya dengan meneliti kadar prevalensi di suatu tempat berdasarkan  umur, gender, serta karakter lain yang pentins. Kemudian dengan mengumpulkan informasi mengenai jenis narkoba yang disalahgunakan, seberapa sering penyalahgunaannya, inisiasi penyalahgunaan narkoba dan transisi menuju disorder, ancaman, dan faktorfaktor yang menyebabkan seseorang menjadi rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Semua hal itu perlu dipertimbangkan.
Kemudian pengorganisasian. Kita sama tahu bahwa yang namanya peredaran narkoba merupakan kejahatan yang tersistematis, yang terorganisir dengan baik. Oleh karena itu, dalam melakukan pencegahannya juga harus terorganisir dengan baik. Artinya, kita sudah tahu siapa yang akan bagaiamana. Kapan harus melakukan ini, kapan tidak harus melakukannya.
Kemudian pelaksanaan. Pelaksanaan pencegahan ini sesuai dengan apa yang telah direncakan sebelumnya. Dan yang terakhir adalah pengendalian. Pengendalian ini untuk memastikan rencana sesuai dengan hasil yang telah dilaksanakan. program pencegahan yang dilaksanakan termasuk evaluasinya harus berdasarkan hasil penelitian sehingga hasilnya terbukti efektif dari perspektif ekonomi, sosial, dan budaya
4.      Melibatkan semua sektor
BNN dan kepolisian saja tentu tidak cukup untuk melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba, karena narkoba ini di beberapa tempat sudah menjadi trend dan bahkan kebiasaan anak muda. Oleh karena itu, diperlukan bantuan dari semua pihak dalam menyatakan perang terhadap narkoba ini.
BNN pada tahun 2014 ini telah menggandeng hampir seluruh pihak untuk bisa bersama-sama dalam hal pencegahan penyalahgunaan narkoba seperti kementerian pendidikan, kementerian pemuda dan olahraga, kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, kementerian sosial, kepolisian, mahkamah agung, jaksa, dan komunitas blogger. Hal ini dilakukan agar program pencegahan yang tengah dijalankan ini bisa efektif dan memperlihatkan hasil yang memuaskan.

5.      Infrastruktur yang kuat
Infrastruktur dalam ini adalah peralatan dan tenaga untuk  mendukung implementasi dari program pencegahan penyalahgunaan narkoba ini. Selain itu, anggaran juga harus sepadan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan agar bisa berjalan dengan baik.
Tenaga ahli seperti penyuluh juga perlu dilatih dalam rangka untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuannya mengenai narkoba dan upaya pencegahannya, sehingga masyarakat yang ada di daerah-daerah bisa tahu secara langsung dari ahlinya.

6.      Berkelanjutan
Program pencegahan ini akan mustahil bila tidak dilaksanakan secara berkelanjutan. Artinya harus ada upaya intensif dari pihak yang berwenang seperti BNN dan kepolisian untuk tetap bersemangat dalam menjalankan program penyelamatan generasi penerus bangsa ini.

Setidaknya itulah 6 langkah tersistematis dalam upaya untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Punya pendapat lain?  

No comments:

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...