Monday, 28 April 2014

COMA, film pendek tentang kebangkitan seorang pengguna narkoba


            AFS atau apresiasi film siswa SMA NEGERI 1 Selong merupakan salah satu event yang ditunggu-tunggu oleh hampir semua siswa di sman 1 selong. Karena, selain gengsi kelas akan dipertaruhkan, pemutaran film dan penghargaan kategori dalam perfilman yang dipadukan dengan perpisahan kelas XII, menjadikannya event paling kreatif setahun sekali yang bisa dinikmati.


            AFS ini pertama kali diadakan oleh SMAN 1 Selong, pada tahun 2010, tepatnya pas gue perpisahan. Kategori-kategori seperti sutradara terbaik, the best actor dan actress, the best editor, sampai dengan the best cameramen pun dijadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan kreatifitas siswa di salah satu sekolah terfavorit di Lombok Timur ini. Ya kayak gue bilang tadi, gengsi kelas dipertaruhkan, walaupun hadiahnya gak seberapa, tapi cara ini sangat ampuh untuk meningkatkan kreatifitas dan daya saing siswa-siswi SMA.

            Loh, hubungannnya dengan kebangkitan pengguna narkoba apaan? Nah ini dia yang spesial pada AFS kelima ini. Salah satu dari film kelas yang akan ikut bertanding untuk memperebutkan penghargaan bergengsi yang hanya bisa dirasakan sekali dalam tiga tahun, yaitu ketika sudah mencapai kelas 12 saja, ini mengambil tema “narkoba dan persahabatan”. pencegahan narkoba tidak cukup dengan satu metode saja, apalagi hanya dengan metode lama seperti sosialisasi dan penempelan poster. Ada banyak cara yang lebih efektif, seperti yang telah gue jelasin pada postingan sebelumnya tentang sistem pencegahan penyalahgunaan narkoba yang efektif berdasarkan penelitian dari UNODC. Namun, anak-anak kreatif dari sman 1 selong ini membuat cara untuk melakukan pencegahan dan rehabilitasi narkoba dengan lebih kreatif lagi, yaitu melalui sebuah film pendek.

            Sebenernya sih ini film gak boleh ditonton terlebih dahulu sampai nanti ditayangin nanti pas perpisahan. Tapi karena gue salah satu alumni yang “aktif” *ceilehhh… sampai bela-belain pulang buat bisa ikutan perpisahan, jadi jurinya yang juga guru gue ngasi nonton duluan deh.

            Dari 8 kelas XII , baru 6 kelas yang ngumpulin. Yaudah enam-enamnya gue tonton, dan ternyata ada salah satu film yang ceritanya “mengena” banget dari segi pengambilan gambar, jalan cerita sampai dengan penokohannnya.

Film yang berjudul “Coma” dengan durasi belasan menit ini menceritakan tentang 2 siswa dan 1 siswi yang memiliki tekad kuat dalam mengejar cita-citanya. Namun di dalam perjalanan, salah satu siswa, sebut saja namanya “yanu” tersandung penyalahgunaan narkoba. Gak Cuma persahabatannya yang hancur, keluarganya pun berantakan. Sampai-sampai dia diusir dari rumah.

Diceritakan setelah diusir, pergaulannya semakin rusak. 2 sahabat yang sangat perduli dengan yanu berusaha untuk menjauhkannya dari keterpurukannya di dunia narkoba. Konflik pun sempat terjadi karena yanu tidak ingin lepas dari jerat narkoba itu sendiri. dan sayangnya, yanu lebih dulu ditemukan dalam keadaan “coma” setelah lama menggunakan narkoba di kost nya.

Namun tenang aja, endingnya gak sedih kok. Malah ini jadi motivasi bagi semua pengguna narkoba yang pengen sembuh. Yanu masuk rehabilitasi, dan gak lama kemudian bisa sembuh, lalu kembali mengejar cita-citanya. Singkat cerita, mereka bisa mengejar cita-citanya masing-masing dengan jalan yang berbeda. Yanu pun terbebas dan tidak lagi menggunakan narkoba.

Pelajaran moral yang bisa diambil dari film ini adalah optimisme seorang remaja sebenarnya sangat kuat dalam menghadapi masalah. Masalah apapun pada dasarnya pasti memiliki penyelesaian. Mungkin waktu yang bisa membuktikannya. Dalam cerita ini, rehabilitasi yang dijalani setelah yanu diselamatkan oleh temannya, membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, jika benar-benar ingin sembuh memang harus menjalani rehabilitasi. Dan rehabilitasi itu bisa membuat kita sembuh, terbebas dari jeratan narkoba. Selain itu, sahabat memegang peranan penting dalam memotivasi seseorang. Terlebih orang itu memiliki masalah yang sangat berat, dalam hal ini adalah penyalahgunaan narkoba. Siapapun teman kita, apalagi menjadi sahabat dekat, tidak boleh ditinggalkan begitu saja seandainya mereka terjerat dengan penyalahgunaan narkoba. Justru mereka harus sering diingatkan, dinasihati, dibimbing kembali ke jalan yang benar. Seorang sahabat, tidak akan tega dan tidak akan mau melihat sahabatnya terjerat bahaya narkoba. Oleh karena itu, menjadi sahabat harus berani bersamanya dalam suka maupun duka.

Salah satu alasan mereka membuat jalan cerita seperti ini, adalah untuk menyadarkan orang yang tersandung dalam narkoba untuk bisa terus semangat dalam menjalani hidup. Ada banyak orang yang masih membutuhkan kita. Yang masih menyayangi kita. Masih perduli terhadap kita. Jangan sia-siakan mereka. Karena mereka belum tentu dimiliki oleh orang lain. Dan juga, cita-cita gak akan bisa tercapai jika tetap bergelut dengan dunia narkoba. Rehabilitasi adalah jalan satu-satunya bagi pengguna narkoba untuk bisa kembali mengejar cita-citanya.

Film ini sebenarnya sangat cocok ditonton untuk para pengguna narkoba yang ingin kembali ke jalan yang benar, dimanapun berada. Karena memang sangat jarang film yang mengajarkan untuk bisa kembali bebas dari narkoba. Tengok saja berbagai film Hollywood yang mendapatkan penghargaan terbaik, bahkan secara tidak sengaja mengajarkan orang lain “untuk pake narkoba”. Betapa tidak, adegan-adegannya penuh dengan narkoba, peredaran dan penggunaannya. Seperti contoh saja film “wolf of wall street”. Sebenarnya ini sih film yang diambil dari kisah nyata seorang pialang saham yang mencoba keberuntungan di wall street. Dengan keberhasilannya, diikuti gaya hidup mewah, menjadikan setiap kegiatannya harus dibarengin dengan yang namanya narkoba. Lihat saja hampir setiap menit adegannya diisi dengan adegan penggunaan narkoba, yang secara tidak sengaja mengajarkan orang lain bagaimana cara menggunakan narkoba yang benar. Padahal sama sekali penggunaan narkoba dalam film itu bukan untuk kesehatan atau penelitian kedokteran, tapi memang murni sebagai penyalahgunaan.

Dengan adanya film ini, gue harap sih yang masih pake buat cepet sadar untuk berhenti pake narkoba. Dan yang belum pake, jangan sampe sekali-kali untuk mencoba yang namanya narkoba ini. Selain merusak keluarga, juga bakalan memporak-poranakan persahabatan. Pintar-pintarlah bergaul, karena dari pergaulan lah jalan pertama masuknya dunia narkoba ini.

Nanti pas AFS, yang dilaksanakan pada hari selasa, 29 April 2014, semoga film ini mendapatkan penghargaan yang sepantasnya. Kalo menurut gue sih, penghargaan yang pantas diterima itu sutradara terbaik dan the best actor (yanu). Ini gak sembarangan gue nilai sih, soalnya film kelas yang lain kebanyakan hanya berbicara tentang cinta dan persahabatan doank. Dan kebanyakan hanya menggunakan alur maju, tanpa flashback. Sedangkan di film ini menggunakan keduanya. Selain itu, aktingnya yanu yang tampak natural, tidak seperti menghafal sebuah script memang cocok menjadikannya sebagai pemeran laki-laki terbaik tahun ini.

Coba ya BNN (badan narkotika nasional) membuat film documenter, atau mungkin film fiksi seperti ini untuk bisa menyadarkan para pengguna narkoba yang masih bersembunyi di sarangnya. Mungkin mereka bisa lebih sadar dengan pencerahan melalui sebuah film. Hemmm….nanti gue mau ngasi orang BNN ah videonya kelas XII IPA 4 (scrabble) SMAN 1 Selong, ini J

No comments:

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...