AFS atau apresiasi film siswa SMA
NEGERI 1 Selong merupakan salah satu event yang ditunggu-tunggu oleh hampir
semua siswa di sman 1 selong. Karena, selain gengsi kelas akan dipertaruhkan,
pemutaran film dan penghargaan kategori dalam perfilman yang dipadukan dengan
perpisahan kelas XII, menjadikannya event paling kreatif setahun sekali yang
bisa dinikmati.
AFS ini pertama kali diadakan oleh
SMAN 1 Selong, pada tahun 2010, tepatnya pas gue perpisahan. Kategori-kategori seperti
sutradara terbaik, the best actor dan
actress, the best editor, sampai dengan the
best cameramen pun dijadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan
kreatifitas siswa di salah satu sekolah terfavorit di Lombok Timur ini. Ya kayak
gue bilang tadi, gengsi kelas dipertaruhkan, walaupun hadiahnya gak seberapa,
tapi cara ini sangat ampuh untuk meningkatkan kreatifitas dan daya saing
siswa-siswi SMA.
Loh, hubungannnya dengan kebangkitan
pengguna narkoba apaan? Nah ini dia yang spesial pada AFS kelima ini. Salah satu
dari film kelas yang akan ikut bertanding untuk memperebutkan penghargaan
bergengsi yang hanya bisa dirasakan sekali dalam tiga tahun, yaitu ketika sudah
mencapai kelas 12 saja, ini mengambil tema “narkoba dan persahabatan”. pencegahan
narkoba tidak cukup dengan satu metode saja, apalagi hanya dengan metode lama
seperti sosialisasi dan penempelan poster. Ada banyak cara yang lebih efektif,
seperti yang telah gue jelasin pada postingan sebelumnya tentang sistem
pencegahan penyalahgunaan narkoba yang efektif berdasarkan penelitian dari
UNODC. Namun, anak-anak kreatif dari sman 1 selong ini membuat cara untuk
melakukan pencegahan dan rehabilitasi narkoba dengan lebih kreatif lagi, yaitu
melalui sebuah film pendek.
Sebenernya sih ini film gak boleh
ditonton terlebih dahulu sampai nanti ditayangin nanti pas perpisahan. Tapi karena
gue salah satu alumni yang “aktif” *ceilehhh… sampai bela-belain pulang buat
bisa ikutan perpisahan, jadi jurinya yang juga guru gue ngasi nonton duluan
deh.
Dari 8 kelas XII , baru 6 kelas yang
ngumpulin. Yaudah enam-enamnya gue tonton, dan ternyata ada salah satu film
yang ceritanya “mengena” banget dari segi pengambilan gambar, jalan cerita
sampai dengan penokohannnya.
Film yang berjudul “Coma” dengan durasi
belasan menit ini menceritakan tentang 2 siswa dan 1 siswi yang memiliki tekad
kuat dalam mengejar cita-citanya. Namun di dalam perjalanan, salah satu siswa,
sebut saja namanya “yanu” tersandung penyalahgunaan narkoba. Gak Cuma persahabatannya
yang hancur, keluarganya pun berantakan. Sampai-sampai dia diusir dari rumah.
Diceritakan setelah diusir, pergaulannya
semakin rusak. 2 sahabat yang sangat perduli dengan yanu berusaha untuk
menjauhkannya dari keterpurukannya di dunia narkoba. Konflik pun sempat terjadi
karena yanu tidak ingin lepas dari jerat narkoba itu sendiri. dan sayangnya,
yanu lebih dulu ditemukan dalam keadaan “coma” setelah lama menggunakan narkoba
di kost nya.
Namun tenang aja, endingnya gak sedih
kok. Malah ini jadi motivasi bagi semua pengguna narkoba yang pengen sembuh. Yanu
masuk rehabilitasi, dan gak lama kemudian bisa sembuh, lalu kembali mengejar
cita-citanya. Singkat cerita, mereka bisa mengejar cita-citanya masing-masing
dengan jalan yang berbeda. Yanu pun terbebas dan tidak lagi menggunakan
narkoba.
Pelajaran moral yang bisa diambil dari film
ini adalah optimisme seorang remaja sebenarnya sangat kuat dalam menghadapi
masalah. Masalah apapun pada dasarnya pasti memiliki penyelesaian. Mungkin waktu
yang bisa membuktikannya. Dalam cerita ini, rehabilitasi yang dijalani setelah
yanu diselamatkan oleh temannya, membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, jika
benar-benar ingin sembuh memang harus menjalani rehabilitasi. Dan rehabilitasi
itu bisa membuat kita sembuh, terbebas dari jeratan narkoba. Selain itu,
sahabat memegang peranan penting dalam memotivasi seseorang. Terlebih orang itu
memiliki masalah yang sangat berat, dalam hal ini adalah penyalahgunaan
narkoba. Siapapun teman kita, apalagi menjadi sahabat dekat, tidak boleh
ditinggalkan begitu saja seandainya mereka terjerat dengan penyalahgunaan
narkoba. Justru mereka harus sering diingatkan, dinasihati, dibimbing kembali
ke jalan yang benar. Seorang sahabat, tidak akan tega dan tidak akan mau
melihat sahabatnya terjerat bahaya narkoba. Oleh karena itu, menjadi sahabat harus
berani bersamanya dalam suka maupun duka.
Salah satu alasan mereka membuat jalan
cerita seperti ini, adalah untuk menyadarkan orang yang tersandung dalam
narkoba untuk bisa terus semangat dalam menjalani hidup. Ada banyak orang yang
masih membutuhkan kita. Yang masih menyayangi kita. Masih perduli terhadap
kita. Jangan sia-siakan mereka. Karena mereka belum tentu dimiliki oleh orang
lain. Dan juga, cita-cita gak akan bisa tercapai jika tetap bergelut dengan
dunia narkoba. Rehabilitasi adalah jalan satu-satunya bagi pengguna narkoba untuk
bisa kembali mengejar cita-citanya.
Film ini sebenarnya sangat cocok
ditonton untuk para pengguna narkoba yang ingin kembali ke jalan yang benar,
dimanapun berada. Karena memang sangat jarang film yang mengajarkan untuk bisa
kembali bebas dari narkoba. Tengok saja berbagai film Hollywood yang
mendapatkan penghargaan terbaik, bahkan secara tidak sengaja mengajarkan orang
lain “untuk pake narkoba”. Betapa tidak, adegan-adegannya penuh dengan narkoba,
peredaran dan penggunaannya. Seperti contoh saja film “wolf of wall street”. Sebenarnya
ini sih film yang diambil dari kisah nyata seorang pialang saham yang mencoba
keberuntungan di wall street. Dengan keberhasilannya, diikuti gaya hidup mewah,
menjadikan setiap kegiatannya harus dibarengin dengan yang namanya narkoba. Lihat
saja hampir setiap menit adegannya diisi dengan adegan penggunaan narkoba, yang
secara tidak sengaja mengajarkan orang lain bagaimana cara menggunakan narkoba
yang benar. Padahal sama sekali penggunaan narkoba dalam film itu bukan untuk
kesehatan atau penelitian kedokteran, tapi memang murni sebagai penyalahgunaan.
Dengan adanya film ini, gue harap sih
yang masih pake buat cepet sadar untuk berhenti pake narkoba. Dan yang belum
pake, jangan sampe sekali-kali untuk mencoba yang namanya narkoba ini. Selain merusak
keluarga, juga bakalan memporak-poranakan persahabatan. Pintar-pintarlah
bergaul, karena dari pergaulan lah jalan pertama masuknya dunia narkoba ini.
Nanti pas AFS, yang dilaksanakan pada
hari selasa, 29 April 2014, semoga film ini mendapatkan penghargaan yang
sepantasnya. Kalo menurut gue sih, penghargaan yang pantas diterima itu
sutradara terbaik dan the best actor (yanu).
Ini gak sembarangan gue nilai sih, soalnya film kelas yang lain kebanyakan
hanya berbicara tentang cinta dan persahabatan doank. Dan kebanyakan hanya
menggunakan alur maju, tanpa flashback. Sedangkan di film ini menggunakan
keduanya. Selain itu, aktingnya yanu yang tampak natural, tidak seperti menghafal
sebuah script memang cocok menjadikannya sebagai pemeran laki-laki terbaik
tahun ini.
Coba ya BNN (badan narkotika nasional)
membuat film documenter, atau mungkin film fiksi seperti ini untuk bisa
menyadarkan para pengguna narkoba yang masih bersembunyi di sarangnya. Mungkin mereka
bisa lebih sadar dengan pencerahan melalui sebuah film. Hemmm….nanti gue mau
ngasi orang BNN ah videonya kelas XII IPA 4 (scrabble) SMAN 1 Selong, ini J
No comments:
Post a Comment