Tuesday, 26 November 2013

orang gila ber"maaf maaf kata nih"

dalam membahas suatu kisah misteri atau cerita aneh, biasanya adalah kasus yang disadur dari sumber lain, setidaknya itu yang untuk sebagian besar blog atau website yang ada. namun ada satu cerita aneh, atau mungkin tepatnya pengalaman unik, yang baru-baru ini ku alami.

waktu itu adalah hari jumat, satu-satunya hari dimana aku membawa laptop dan tas "punggung" ke kampus, agar selesai dari sana, aku bisa langsung ke bogor. pulang kuliah, aku menyusuri jembatan busway cempaka tengah, dekat kampus ku berada.
"bang bang, bagi duit buat ongkos busway, mau ke senen bang, tolong bang..." rintih seorang ibu (jiaaahh rintih...) tiba-tiba muncul mengagetkan. tanpa pikir panjang aku pun menganggukkan kepala sebagai tanda setuju (ceritanya orang baik). dan cerita aneh ini pun berawal dari sini *backsound violin bernada misteri.

 
tampangnya sih biasa aja, umur antara 25-30 tahun, kulit sawo matang, tinggi 150 cm, beratnya sekitar 40 kg, tampak kurus. kulit berminyak dan tidak terawat menunjukkan perawatan tubuh bukanlah sesuatu yang menjadi prioritasnya, mungkin ada yang lebih penting, dan kemungkinan terbesarnya adalah mencari makan. terlihat dari bungkusan plastik merah berisi lembaran baju bekas dan makanan yang didekapnya seperti ketakutan akan kehilangan. dan jika itu benar, maka ibu ini pengangguran. dan aku menjadi lebih yakin ketika dia memulai pembicaraan kembali di tengah jembatan penyebrangan menuju busway.
"bang, ada lowongan kerja yang abang tahu gak bang?"
"wah gak ada mbak, saya di sini kuliah, belum kerja"
"kali aja ada bang, dimana gitu, saya butuh pekerjaan bang buat nyambung hidup, aku udah dua bulan gak ada kerja bang"
"bener deh bu, saya gak tahu kalau soal lowongan kerja di sini, saya bukan orang sini soalnya. ibu darimana?"
"saya juga bukan dari sini bang, saya dari medan, baru 2 bulan di sini bang. saya di sini sama anak saya masih kecil bang"
keliatan dari aksen bicaranya, seperti orang batak. "oh, kan banyak tuh restoran-restoran padang atau restoran minang yang butuh pegawai buat jadi pelayan di sana, ibu gak pernah nyoba?"
"saya gak tahu caranya bang, saya gak bisa kerja di sana" jawabnya agak keras, biasalah orang batak.
aneh, masa jadi pelayan saja tidak tahu caranya? mungkin maksudnya malu untuk menanyakan lowongan kerja langsung ke restoran tersebut kali ya, oke anggap itu sesuatu yang wajar, belum termasuk kategori "gila" seperti judul cerita ini.

"wah kalau di tempat lain saya gak tahu bu" jawabku senyum-senyum sambil membelikannya tiket busway
"maaf maaf kata nih bang, saya bukannya tidak mau buat kerja, tapi memang tidak mungkin bisa kerja bang" sahutnya ibu ini sambil duduk di tempat tunggu busway. anehnya, cuma kami berdua yang menunggu busway di tempat itu.
"loh kok gitu?" *wajah heran (bayangin sendiri)
" iya bang, maaf maaf kata nih bang, saya itu udah di guna-guna, udah jadi macam boneka sama orang dikampung sana. walaupun saya di sini tapi saya masih dipakai jadi boneka sama mereka. mereka itu pakai kekuatan setan buat ngendaliin saya, saya ini kristiani bang, kekuatan setan dari keluarga saya itu sudah sangat kuat melekat di saya. makanya saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. abang agamanya islam kan? " sebenarnya mau bilang "kok taaaaaaaaaaaaaaaaau?" tapi sebelum kata itu muncul di kerongkongan, si ibu ini langsung lanjutin dengan aksen bataknya, cepat dan keras "di agama islam ada cara buat nangkal kekuatan setan gak bang? maaf maaf kata nih, saya kristiani, tapi belum bisa nangkal kekuatan jahat ini bang"

"glekkk..." *suara menelan, kok ya ada orang yang tiba-tiba menanyakan hal aneh seperti ini? tapi mungkin ibu ini memang sedang dalam kesusahan, anggep aja masih wajar, belum termasuk kategori "gila" seperti judul di atas. "begini bu, saya bukan ustad atau kiai yang punya jurus atau bacaan ampuh di dalam menangkal kekuatan seperti itu. setahu saya, cukup dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya pasti bisa menjauhkan kita dari hal-hal seperti itu. kalau sampai bacaan khusus sih saya gak tahu ya mbak"

"iya bang, maaf maaf kata nih bang, saya itu udah jadi budak kalau dikampung sana makanya saya melarikan diri ke sini. suami saya nih bang, maaf maaf kata nih, menyuruh saya untuk melont* sama bapak saya sendiri. katanya itu buat menambah kekuatannya. terus saya disuruh melont* sama orang-orang yang dikenalnya. saya sudah tidak punya harga diri bang" sembari menengok sana-sini, seperti gugup di dalam bercerita

oke, anggap sekarang cerita ini semakin aneh. tapi ini cerita nyata.

"terus ibu gak pernah minta perlindungan dari gereja? ibu gak minta dinasihatin sama gereja?"
"aku sering ke gereja bang, tapi pendeta di gereja itu gak bisa bantu, malah maaf maaf kata nih bang, mereka itu paksa aku melont* sama mereka di gereja. kadang mengajak aku ke hotel atau ke rumahnya buat melont*"

oke, cerita ini bukan untuk SARA apalagi menjatuhkan agama lain, hanya saja ingin membagi pengalaman, seperti yang aku katakan di atas, ini mungkin orang gila.

aku hanya mengangguk saja mendengar cerita ibu ini. 
"orang tua aku di kampung sana itu bang, masih mengendalikan saya. bisa mendengar dan melihat apa yang saya lakukan. di sekujur tubuh saya ini, sudah habis mereka kendalikan. otak saya ini mau melawan, rasanya seperti terbakar saja. makanya aku sampai sekarang dendam sampai langit ke tujuh sama mereka semua, kasian aku bang"
"kok bisa segitunya ya mbak?"
"gini loh bang, maaf maaf nih bang, di tempatku, keluarga aku itu memang terkenal penganut aliran sesat. mereka itu ngira aku ini masih keturunan yesus yang punya kekuatan lebih, makanya mereka mau mengendalikan aku supaya kekuatan aku itu bisa mereka miliki"

dan dari sini aku sudah menganggap semua kelanjutan yang dikatakan adalah omong kosong. oke, sekarang ibu ini benar-benar dalam keadaan gila. mungkin masih ada 10-20 paragraf pernyataan aneh bin ajaib yang dilontarkan ibu ini kepadaku, namun esensinya bukanlah itu. lagian kok bisanya dalam keadaan seperti ini, busway nya datang lama banget ya, hampir 30 menit ibu ini mengoceh tentang hal-hal gila yang membosankan. akhirnya busway pun datang, memotong pembicaraan ibu itu dan menyuruhnya untuk naik busway.
ibu ini bohong. ya, aku yakin ibu ini melakukan beberapa kebohongan yang membuat aku tidak simpati lagi dengan cerita-cerita anehnya :

1. "maaf maaf kata" itu setahuku adalah bahasa betawi, bukan bahasa batak. aksennya memang bahasa batak, tetapi untuk orang yang baru 2 bulan ada di jakarta, mengucapkan kata-kata dalam bahasa betawi begitu lancar seperti hal yang sulit diterima. aku aja yang sudah 3 tahun di sini belum lancar, cuma gue elo gue elo doank palingan. apakah anda yakin dia akan terbiasa menggunakan bahasa itu selama 2 bulan sedangkan dia sendiri tidak bekerja dan hidup menggelandang?

2. ketika berbicara, walaupun cepat, namun ibu ini celingak celinguk seperti berfikir dalam mengatakan hal selanjutnya. seperti yang anda ketahui bahwa salah satu tanda orang berbohong adalah berusaha menghindari pandangan lawan bicara.

3. hampir semua sopir metromini atau kopaja di jakarta adalah orang medan, sebut saja orang batak, yang sama dengan ibu ini. kenapa ibu ini memilih untuk meminta dibayarin naik busway ketimbang naik angkot? padahal ibu ini tahu bahwa jalur ke senen itu lebih cepat dan lebih mudah dengan menggunakan metromini dari cempaka putih, ketimbang harus menunggu lama busway, dan seandainya pun dapat, akan berdiri, bukan duduk lagi. kenapa dia tidak saja meminta uang untuk naik angkot yang 3 ribu saja, lalu berpisah , daripada harus mengikuti ku dengan perasaan berhutangnya? sepertinya ibu ini memang ingin berbicara dengan ku, atau tepatnya ingin bantuan yang lebih dari hanya sekedar ongkos busway.

4. ibu ini hanya terdiam di dalam busway, tidak melanjutkan ceritanya sambil membuang muka dari aku yang tadi sangat antusias dengannya. apakah karena aku mengajaknya naik busway yang telah lama kita tunggu bersama, padahal dia sedang bercerita panjang lebar? aku rasa tidak, lagian kan yang bayari dia naik busway adalah aku, setidaknya dia masih memiliki perasaan berhutang lah. alasan kenapa dia terdiam seperti itu adalah karena dia tidak mau ceritanya di dengar oleh orang lain, seperti yang anda ketahui bahwa busway itu hampir setiap saat selalu ramai.

5. pada saat sampai halte senen, aku tanya "mbak mau kemana?" jawabnya "gak tahu" . untuk apa dia mau ke senen jika dia memang tidak tahu mau kemana?




2 comments:

Titis Ayuningsih said...

atau ibu itu lagi dilanda kebingungan? entahlah !

pedrogondem said...

hahaha bisa jadi bisa jadi

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...