Thursday 10 August 2017

Terima kasih KKN Unram, Akhirnya Bisa Berkenalan dengan Desa Bandok

KKN Unram di Desa Bandok, Lombok Timur
Alkisah, ada seorang laki-laki paruh baya. separuh lelaki separuh buaya. Sedang asyik mendownload serial Detective School Q (anime zaman jebot yang sampe sekarang masih asyik ditonton kembali) di sebuah kantor yang tidak disebutkan namanya di awal (padahal nanti juga bakalan tersebut sendiri hadeeeeeehhh...)



Tenang saja, dia tidak memanfaatkan wifi kantor buat download hal pribadi kok, dia pake mobile data pribadinya. Maklum, dia pake XL yang sinyal 4G-nya jauh lebih kencang dibandingkan dengan wifi kantor. Dia memilih seperti itu, selain lebih kencang, juga karena dia tidak mau menanamkan kepada dirinya sendiri untuk korupsi kuota. Di sini, Idealis dengan Mubazir beda tipis.


Lalu apa hubungannya mukaddimah tak berfaedah di atas dengan gambar utama tersebut? penasaran? sabar yahhh... entar lagi dijelasin kok. jadi gini ...
Datanglah sebuah surat permintaan narasumber sosialisasi dari mahasiswa Unram yang sedang KKN (nah udah terlihat kan hubungannya? jadi kalian tidak mubazir membaca tulisan ini sampe akhir. soalnya ini bukan tulisan klik bait kok haha). Dikarenakan waktu yang diminta di luar jam kantor, laki-laki paruh baya yang sebenarnya masih berusia 25 tahun ini pun diberikan kepercayaan untuk mewakili kantor untuk menjadi narasumber. Pesan dari pemberi mandat ini cuma 1 "Kalo nanti dikasi amplop, terima. Kalo ndak dikasi, jangan meminta. nanti pasti diganti pahala dan rezeki dari jalan yang tidak diduga-duga". Oke. Nasihat seperti ini sudah menjadi prinsip dasar di kantor ini. Selain melayani masyarakat tanpa pamrih, kantor ini juga sebuah madrasah bagi laki-laki paruh baya ini.

Waktu menunjukkan pukul 14.30 WITA. sekitar setengah jam sebelum undangan yang tertera, yaitu pukul 15.00 WITA. Walaupun masih di lingkup Kabupaten Lombok Timur, nama Bandok (Desa tempat diadakannya sosialisasi) ini masih cukup asing bagi laki-laki paruh baya. Maklum, biasanya laki-laki paruh baya mainnya ke Atlantis, Planet Namex, Konoha dan tempat-tempat fiksi lainnya. haha

"Pak, saya kirimkan google maps-nya yah" adalah whatsapp pertama dari perwakilan mahasiswa ini. buseeetttt....laki-laki paruh baya ini berpikir "belum apa-apa udah dipanggil pak, tua banget kayaknya gue". Akhirnya bermodalkan google maps dan kencangnya sinyal XL di Lombok Timur, lelaki paruh baya yang masih menggunakan seragam kantor diluar jam kantor ini pun berangkat dengan menggunakan sepeda motor birunya yang lecet di sebelah kiri bekas nabrak orang beberapa minggu sebelumnya (bagian ini akan diceritakan di tulisan lain. jangan penasaran. intinya laki-laki paruh baya ini selamat, itulah kenapa tulisan di blog ini bisa di update).

Dan kalian pasti bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya??? iya! tepat! TERSESAT! buseeetttt... sampe google maps aja nyerah sama koordinat desa ini. Apa jangan-jangan ini desa tersembunyi yang hanya bisa diakses oleh orang-orang yang imannya kuat ya. laki-laki paruh baya pun terpaksa bertanya kepada masyarakat di sepanjang jalan.

"Amaq, tahu desa bandok gak?"
"Amaq...Amaq, saya ini perempuan!"
"oh, inaq kalo gitu, tahu desa bandok ?"
"oohh... lolos, nahhhh belok kanan nanti di perempatan"
Pas di Perempatan, laki-laki paruh baya ini belok kanan. Tiba-tiba dia melihat papan tulisan "Selamat Datang di London Daye". Buseeettt! Karena merasa semakin tersesat, laki-laki paruh baya bertanya lagi kepada masyarakat setempat.
"Mister, do you know where is Bandok Village?"
"Mister...Mister, i am a woman. wonder woman!"
"oke, wonder woman, do you know wher is Bandok Village?"
"ooohh... straight, nahhhh turn right in the junction"
Pas di Perempatan, laki-laki paruh baya ini belok kanan. Tiba-tiba dia melihat lagi papan tulisan "Selamat Datang di Melbourne alias Mamben" Dan ternyata dari desa Melbourne ke Desa Bandok ini sudah dekat.

Skip...skip...akhirnya laki-laki paruh baya ini sampe pukul 15.15 WITA. Tidak sulit menemukan kantor desa dimasa KKN gini, cukup liat tembok luarnya kalo ada spanduk KKN, nah itulah kantor desa. Turun dari motor, dia langsung buru-buru meminta maaf kepada mahasiswa KKN yang sedang berkumpul di Kantor Desa. Karena baginya telat adalah salah satu perilaku buruk, apapun alasannya. Mau motornya bannya kempes, rumahnya kebakaran, cicilan motor belum dibayar, ditolak lamaran, demo ahok atau apapun, adalah sebuah kesalahan. Untungnya anak-anak Unram ini juga meminta maaf karena di jadwal yang telah diberikan, ternyata masyarakat desa belum berkumpul. Padahal laki-laki paruh baya ini telat loh, terus dia mikir acara ini telat kuadrat. Mungkin mahasiswa ini berpikir "ah palingan narasumbernya telat", dia tidak menduga mendapatkan narasumber yang sangat menghargai waktu seperti laki-laki paruh baya. Akhirnya, solat ashar dulu, lalu kembali ke tempat sosialisasi.

Bak jinny oh jinny yang sekali triiiinnnggggg langsung hilang dan muncul tiba-tiba, setelah solat asar dari masjid, ternyata masyarakat desa yang didominasi oleh ibu-ibu pun sudah berkumpul. Jumlahnya lumayan banyak. sekitar 20-an orang lah. Cukup banyak untuk sebuah sosialisasi yang dilakukan oleh program KKN Mahasiswa diluar jam kantor. Akhirnya acara pun dimulai.

Acara dibuka oleh seorang mahasiswi cantik sebagai MC-nya. Lalu sambutan dari BPD. Lalu Ketua Panitia. Dan akhirnya, tibalah laki-laki paruh baya ini menyampaikan materi sosialisasi kewirausahaannya. Karena sudah terbiasa menjadi narasumber, instruktur maupun pemimpin diskusi di berbagai forum, laki-laki paruh baya ini pun menyampaikannya dengan tenang dan lancar. Dan dia mengerti, bahwa untuk sebuah acara yang diikuti oleh masyarakat desa, masyarakat desa itu lebih suka tanya jawab dan berinteraksi. Bukan Menyampaikan materi layaknya dosen yang sedang mengajar. Dengan modal Public Speaking yang dia dapatkan dari komunitas stand up comedy yang diikutinya, akhirnya proses sosialisasi ini pun berjalan santai, padat, dan dibumbui dengan candaan-candaan. hehe.

Ternyata, desa yang baru berdiri beberapa tahun yang lalu, yang merupakan pecahan dari Desa Tembeng Putik, Kecamatan Wanasaba ini memiliki potensi pertanian berupa jagung dan tomat. Hampir semua masyarakatnya bergantung pada hasil pertanian. Wajar sih, dengan lahan yang masih luas, bisa memanfaatkan tanahnya untuk pertanian. Desa yang berada sekitar 40 Menit dari Kota Selong, dengan jalan desa yang masih belum beraspal ini, masyarakatnya masih jarang yang menjadi wirausaha. Bahkan mengolah hasil pertaniannya pun hampir tidak ada, itulah mengapa laki-laki paruh baya ini diundang oleh anak KKN Unram untuk memberikan sedikit ilmu dan pengalamannya agar masyarakat desa ini bisa mengolah hasil pertaniannya menjadi produk yang memiliki nilai tambah.

Setelah acara yang ditargetkan setengah jam namun ternyata saking asyiknya berdiskusi selesai dalam waktu 1 jam, akhirnya ditutup dengan sesi foto bersama. Sebenarnya di peserta yang datang itu banyak, cuma banyak juga yang malu fotoan. Kurang fotogenic kali ya. besok-besok adain lah tutorial menjadi fotogenic. 
foto bareng masyarakat desa bandok
Dari foto di atas, terlihat jelas siapa yang paling tua kan? pastinya bukan laki-laki paruh baya ini lah! dan buat yang penasaran, yang mana laki-laki paruh baya ini, di bawah ini ada fotonya yang lagi sok keren dan terlihat lebih ganteng dari biasanya karena efek kamera DLSR anak KKN Unram.
laki-laki paruh baya menjadi narasumber. yang berdiri ya.
oh ya, laki-laki paruh baya ini bernama Pedro Gondem. Yang tidak lain adalah saya sendiri. Terima kasih sudah membaca sampe ending yang mungkin mengecewakan ini. haha

2 comments:

Hermini Yuliawati said...

Asli ngakak baca nih tulisan. 😂😂

Mugniar said...

25 tahun? Kirain beneran "paruh baya" (bukan sekadar singkatan) 😄

*kaburr*

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...