Minggu, 12 Mei 2012. Ini berarti hari terakhir
ASEAN Blogger 2013. Acara yang dijadwalkan dari dimulai sejak pukul 6 pagi itu
tampaknya sangat semangat diikuti oleh para peserta. Namun sayangnya aku tidak
tahu kalau dimulai sepagi itu, karena semalam aku tidak ikut tour keliling kota Solo menggunakan bis
tingkat, ciri khas kota Solo yang tidak akan ditemukan ditempat lain di
Indonesia.
Dari kamar nomor 118, pukul 07.30, aku pun
berangkat sarapan di tempat biasa. Sepi, tidak seperti biasa. “mas, kita yang
telat apa kita yang kepagian ya?” aku langsung menyapa mas yuza yang sedang
duduk menikmati santap paginya. “kita yang telat, acaranya jam 6 pagi”.
“loh kok aku gak tahu ya?”
“iya, semalam dikasitahu pas tour pake bus
tingkat. Acaranya pagi ini sampai jam 10 nanti, keliling kota Solo pake
Jaladara (kereta uap)”.
“oh gitu, berarti kita gak bisa ikut dong nih?”
“yah seperti itulah...” tukas mas yuza sembari
menghela nafas panjang.
Setelah menyelesaikan sarapan, aku pun kembali ke
kamar. “kang Toha, kita telat ya, gak bisa ikut keliling pake kereta uap”. “iya
nih...” sahutnya sembari tidur di atas kasur empuk depan tv. Aku pun mengambil
posisi untuk tidur di kasur sebelah, kasur yang lebih empuk dan lebih lebar.
Tampak suara ngorok dari mas Akbar tak ku hiraukan sembari
melanjutkan tidurku.
Pukul 10.30, aku terbangun dengan ekspresi
kagetnya luar biasa. Acara penutupan di Keraton Kasunanan dimulai pukul 10.00,
itu artinya aku terlambat lagi. Aku pun menelpon kang Toha untuk menanyakan
rombongan sudah berangkat atau belum. “udah mas, kita udah berangkat tadi
sebelum jam 10”. Aku sedikit kecewa karena dia tidak membangunkan ku, tapi
memang ini salahku karena kebiasaan tidur setelah sarapan itu. Aku langsung ke
pos satpam untuk menanyakan lokasi tempat penutupannya.
“dari sini lurus, mentok belok kiri mas, nanti ada
patung arco gede di tengah jalan, belok kanan, itu sudah masuk area Keraton
Kasunanan”. Mendengar petunjuk itu, dari hotel kusuma sahid, aku langsung
berlari. Benar, berlari dengan wajah masih baru bangun tidur. Sekitar 400 meter
berlari, aku menemukan pertigaan yang dimaksud oleh pak satpam tadi. Aku pun
tidak menunggu lama untuk berbelok mengikuti arah jalan tersebut. Lama
berjalan, aku belum menemukan patung arco yang dimaksud. Kebetulan ada tukang
becak yang sweaternya terjatuh. Sembari mengambilkan, aku pun memberanikan diri
untuk bertanya “mas, Keraton Kasunanan sebelah mana ya?” “itu loh mas, kan ada
patung, mas belok kanan” sembari menunjuk patung yang masih agak jauh dari
pandangan. ”makasih ya mas” dengan logat khas Solo nya, malahan dia yang
berterima kasih lebih dulu. Benar-benar etika yang sudah jarang ditemui. Dari
wajahnya yang berlumuran keringat, dia langsung berbalik arah untuk menarik
becaknya, melanjutkan pencarian nafkah.
Ketika sampai di patung yang dimaksud, patung yang
sangat besar di tengah jalan, aku pun berbelok kanan. Disambut dengan marching band ala kota Solo, aku semakin
semangat mencari tempat penutupan yang dimaksud. marching band yang
beranggotakan orang-orang yang sudah dewasa sampai tua ini menunjukkan semangat
yang masih kuat.
special marching band at SOLO |
mitosnya kalau kamu bisa lewat diantara dua beringin itu kamu akan dapat jodoh dalam waktu dekat |
Setibanya di gerbang keraton, aku pun mengikuti
rombongan marching band ini sampai suatu teras menyerupai aula. Aku
jadi bingung, karena tempat itu sepi, tidak ada tanda-tanda peserta ASEAN
Blogger yang aku maksud. “jalannya lewat sini mas...” kata seorang warga
menunjukkan sebuah jalan dibalik tembok. Sontak saja aku terheran, kenapa
desain Keraton Kasunanan ini dibuat serumit ini ya? Seperti sebuah benteng,
yang memiliki beberapa gerbang yang harus dilewati. Apa ini tidak membuatnya
menjadi sulit untuk dieksplor oleh wisatawan?
Akhirnya aku pun sampai ditempat acara penutupan.
Bermandikan keringat, memasuki sebuah
tempat yang sangat mencirikan sebuah kerajaan zaman dulu. Sebuah aula yang
memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, berkumpul ratusan peserta berbaju
putih. Aku pun langsung mengambil tempat duduk di depan, satu baris dibelakang kursi
yang tampaknya sengaja disediakan untuk orang istimewa, karena aku berharap
dapat mengambil gambar yang jelas atau kalau bisa berbicara dengan orang
istimewa tersebut. Mereka adalah seorang Gusti Kanjeng Ratu dan perwakilan dari kementerian luar negeri.
penutupan dan pemberian kenang-kenangan ASEAN Blogger 2013 |
Pertanyaanku akhirnya terjawab, ketika Gusti
Kanjeng Ratu, yang juga anggota DPR RI ini memberikan sambutan. Keraton Kasunan
memang sengaja di desain seperti itu karena ada filosofinya, yaitu seperti
kehidupan kita ini, dari lahir, sampai meninggal dan sampai hidup lagi.
Benar-benar luar biasa.
Oh ya, satu hal yang harus kau tahu mengenai Solo.
Ada sebuah makanan khas, namanya nasi liwet. Terkesan biasa saja, tata letak
nasi dan pernak-perniknya pun tidak ada yang spesial. Namun, jika sampai
merasakannya, sangat enak. Perpaduan nasi, telur, daging ayam dan “liwet” nya
membuat masakan ini terasa nikmat disantap. Tidak heran, santapan yang banyak
dijual dipinggir jalan dengan harga sekitar Rp. 9000 ini, selalu ramai dibeli oleh warga lokal maupun
wisatawan. ingat SOLO, ingat nasi Liwet.
nasi liwet |
No comments:
Post a Comment