Saturday, 25 May 2013

incridible of SOLO


Minggu, 12 Mei 2012. Ini berarti hari terakhir ASEAN Blogger 2013. Acara yang dijadwalkan dari dimulai sejak pukul 6 pagi itu tampaknya sangat semangat diikuti oleh para peserta. Namun sayangnya aku tidak tahu kalau dimulai sepagi itu, karena semalam aku tidak ikut tour keliling kota Solo menggunakan bis tingkat, ciri khas kota Solo yang tidak akan ditemukan ditempat lain di Indonesia.


Dari kamar nomor 118, pukul 07.30, aku pun berangkat sarapan di tempat biasa. Sepi, tidak seperti biasa. “mas, kita yang telat apa kita yang kepagian ya?” aku langsung menyapa mas yuza yang sedang duduk menikmati santap paginya. “kita yang telat, acaranya jam 6 pagi”.
“loh kok aku gak tahu ya?”
“iya, semalam dikasitahu pas tour pake bus tingkat. Acaranya pagi ini sampai jam 10 nanti, keliling kota Solo pake Jaladara (kereta uap)”.
“oh gitu, berarti kita gak bisa ikut dong nih?”
“yah seperti itulah...” tukas mas yuza sembari menghela nafas panjang.
Setelah menyelesaikan sarapan, aku pun kembali ke kamar. “kang Toha, kita telat ya, gak bisa ikut keliling pake kereta uap”. “iya nih...” sahutnya sembari tidur di atas kasur empuk depan tv. Aku pun mengambil posisi untuk tidur di kasur sebelah, kasur yang lebih empuk dan lebih lebar. Tampak suara ngorok  dari mas Akbar tak ku hiraukan sembari melanjutkan tidurku.


Pukul 10.30, aku terbangun dengan ekspresi kagetnya luar biasa. Acara penutupan di Keraton Kasunanan dimulai pukul 10.00, itu artinya aku terlambat lagi. Aku pun menelpon kang Toha untuk menanyakan rombongan sudah berangkat atau belum. “udah mas, kita udah berangkat tadi sebelum jam 10”. Aku sedikit kecewa karena dia tidak membangunkan ku, tapi memang ini salahku karena kebiasaan tidur setelah sarapan itu. Aku langsung ke pos satpam untuk menanyakan lokasi tempat penutupannya. 

“dari sini lurus, mentok belok kiri mas, nanti ada patung arco gede di tengah jalan, belok kanan, itu sudah masuk area Keraton Kasunanan”. Mendengar petunjuk itu, dari hotel kusuma sahid, aku langsung berlari. Benar, berlari dengan wajah masih baru bangun tidur. Sekitar 400 meter berlari, aku menemukan pertigaan yang dimaksud oleh pak satpam tadi. Aku pun tidak menunggu lama untuk berbelok mengikuti arah jalan tersebut. Lama berjalan, aku belum menemukan patung arco yang dimaksud. Kebetulan ada tukang becak yang sweaternya terjatuh. Sembari mengambilkan, aku pun memberanikan diri untuk bertanya “mas, Keraton Kasunanan sebelah mana ya?” “itu loh mas, kan ada patung, mas belok kanan” sembari menunjuk patung yang masih agak jauh dari pandangan. ”makasih ya mas” dengan logat khas Solo nya, malahan dia yang berterima kasih lebih dulu. Benar-benar etika yang sudah jarang ditemui. Dari wajahnya yang berlumuran keringat, dia langsung berbalik arah untuk menarik becaknya, melanjutkan pencarian nafkah.
Ketika sampai di patung yang dimaksud, patung yang sangat besar di tengah jalan, aku pun berbelok kanan. Disambut dengan marching band ala kota Solo, aku semakin semangat mencari tempat penutupan yang dimaksud. marching band  yang beranggotakan orang-orang yang sudah dewasa sampai tua ini menunjukkan semangat yang masih kuat. 
special marching band at SOLO



mitosnya kalau kamu bisa lewat diantara dua beringin itu kamu akan dapat jodoh dalam waktu dekat
Setibanya di gerbang keraton, aku pun mengikuti rombongan marching band  ini sampai suatu teras menyerupai aula. Aku jadi bingung, karena tempat itu sepi, tidak ada tanda-tanda peserta ASEAN Blogger yang aku maksud. “jalannya lewat sini mas...” kata seorang warga menunjukkan sebuah jalan dibalik tembok. Sontak saja aku terheran, kenapa desain Keraton Kasunanan ini dibuat serumit ini ya? Seperti sebuah benteng, yang memiliki beberapa gerbang yang harus dilewati. Apa ini tidak membuatnya menjadi sulit untuk dieksplor oleh wisatawan?

Akhirnya aku pun sampai ditempat acara penutupan. Bermandikan keringat, memasuki sebuah  tempat yang sangat mencirikan sebuah kerajaan zaman dulu. Sebuah aula yang memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, berkumpul ratusan peserta berbaju putih. Aku pun langsung mengambil tempat duduk di depan, satu baris dibelakang kursi yang tampaknya sengaja disediakan untuk orang istimewa, karena aku berharap dapat mengambil gambar yang jelas atau kalau bisa berbicara dengan orang istimewa tersebut. Mereka adalah seorang Gusti Kanjeng Ratu  dan perwakilan dari kementerian luar negeri.
penutupan dan pemberian kenang-kenangan ASEAN Blogger 2013
 Pertanyaanku akhirnya terjawab, ketika Gusti Kanjeng Ratu, yang juga anggota DPR RI ini memberikan sambutan. Keraton Kasunan memang sengaja di desain seperti itu karena ada filosofinya, yaitu seperti kehidupan kita ini, dari lahir, sampai meninggal dan sampai hidup lagi. Benar-benar luar biasa.

Oh ya, satu hal yang harus kau tahu mengenai Solo. Ada sebuah makanan khas, namanya nasi liwet. Terkesan biasa saja, tata letak nasi dan pernak-perniknya pun tidak ada yang spesial. Namun, jika sampai merasakannya, sangat enak. Perpaduan nasi, telur, daging ayam dan “liwet” nya membuat masakan ini terasa nikmat disantap. Tidak heran, santapan yang banyak dijual dipinggir jalan dengan harga sekitar Rp. 9000 ini,  selalu ramai dibeli oleh warga lokal maupun wisatawan. ingat SOLO, ingat nasi Liwet.
nasi liwet


No comments:

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...