Wednesday, 14 March 2012

Panen Raya, Harga Gabah Harus di Antisipasi!

Well sahabat fenta, kali ini saya akan membagikan sedikit berita seputar dunia pertanian di gumi patuh karya. Yah...Lombok Timur merupakan salah satu penghasil beras terbesar di Provinsi NTB. Namun, dengan terjadinya gejolak fluktuasi harga gabah belakangan ini membuat petani berfikir kembali untuk menjual gabah di bulog daerah.

Demikian,  Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Lombok Timur (Lotim), H. L. Khalid Tarmizi, yang di posting pada surat kabar Suara NTB edisi 14 Maret 2012, mengatakan bahwa pentingnya antisipasi kemungkinan anjlok harga gabah di Lotim. Sudah menjadi hukum pasar, saat panen raya seperti yang akan berlangsung saat ini persoalan harga menjadi problem paling mendasar bagi petani tanaman pangan. Hujan yang terus mengguyur juga bisa menyebabkan terjadinya penurunan harga. Dimana, petani sebagian besar tidak memiliki lantai jemur ataupun alat pengering

Panen raya alias panen serentak segera akan berlangsung. Catatan Distannak Kabupaten Lotim, terhitung mulai Februari sampai dengan April mendatang akan terjadi panen raya. Mengatasi kemungkinan terjadi penurunan harga itu, Khalid Tarmizi meminta pihak Badan Urusan Logistik (Bulog) hendaknya bisa lebih cepat bergerak membeli gabah petani. Tentunya sesuai  dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru sesuai dengan Instruksi Presiden 03 tahun 2012

Bulog masih sangat kecil kemampuannya dibandingkan dengan total panen yang dilakukan petani Lotim. Produksi padi Lotim mencapai 358 ribu ton. Hitungannya dalam sebulan bisa mencapai 20 ribu ton panen. Sementara kapasitas Bulog hanya mampu 2.500 ton. Pada bulan Maret 2011 ini saja, panen diperkirakan dilakukan petani di atas lahan seluas 3.744 hektar dengan perkiraan produksi 15.000 ton. 

Kepala Sub Divisi Regional (Kasubdivre) Bulog Lotim, Efdal saat dikonfirmasi menyampaikan pihak Bulog berusaha cepat untuk merealisasikan pembelian gabah petani. Mengacu dari data luas panen yang disajikan dari Distannak Lotim, ditarget bisa membeli hasil produksi 17 persen. Upaya mengatasi anjloknya harga ini, Efdal mengajak mitra di setiap wilayah bermitra dengan Bulog. Pemetaan wilayah panen juga dipandang penting. Sehingga bisa cepat bertindak mengarahkan petugas dan satgas pembelian gabah.

 nah itu dia masalah gabah yang melanda gumi patuh karya ini. sahabat pasti bisa menilai, apa yang seharusnya dilakukan pemerintah untuk kebaikan petani dan masyarakat Lombok Timur kedepannya. kita tidak mau, sebagai daerah penghasil beras, malah mengimpor lebih banyak beras dari daerah luar, padahal ketersediaan beras kita masih banyak, benar kan?

No comments:

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...