Selamat malam sahabat fenta, kali ini ada berita duka datang dari saudara kita di kecamatan Sambelia dan Sembalun. Mungkin sebagian sudah tahu apa yang melanda mereka. Yah...Banjir bandang menerjang dua wilayah tersebut. berita ini pertama kali terdengar di telinga saya ketika baru selesai solat asar di asrama. Pada waktu itu teman-teman memberitahu bahwa ada berita lombok timur dilanda banjir. Sentak saja saya kaget, dan langsung menonton beritanya yang kebetulan ada di Metro TV.
Well, back to the topic. Banjir menghanyutkan puluhan rumah di wilayah Sambelia dan masih merendam sejumlah permukiman warga di Sembalun. Akibatnya, sejak terjangan banjir yang terjadi Selasa (13/3) malam sekitar pukul 21.00 Wita, sampai saat ini ratusan warga yang terpaksa diungsikan masih berada di pengungsian.
terjangan banjir ganas ini menyapu tanaman dan rumah yang dilewatinya. Guyuran hujan yang masih melanda selama dua hari terakhir ini tidak bisa dibendung. Air pegunungan yang membawa material berupa bebatuan dan tanah terlihat masih sangat deras mengalir. Akibat sungai yang sudah tertumpuk material batuan membuat air sungai ini meluap ke tanaman dan rumah-rumah penduduk.
Camat Sambelia, Parihin yang dikonfirmasi mengatakan warganya saat terjadi banjir itu mengungsi ke tempat tempat aman termasuk ke kantor Camat Sambelia. Ditotal Camat, ada lima rumah yang hanyut dan tiga yang mengalami kerusakan. Sampai saat ini masih ada sejumlah rumah yang terendam banjir. Terdapat empat jembatan yang ambruk. Yakni Jembatan Jurang Bebae Desa Medain yang merupakan perbatasan Sambelia dengan Sembalun. Terlihat jembatan ini sama sekali tidak bisa dilalui karena terputus. Akibatnya, akses jalan dari Sambelia menuju Sembalun atau sebaliknya tidak putus total.
Tiga jembatan lainnya adalah dua buah jembatan di Desa Labupandan dan jembatan Batu Sela Desa Persiapan Dara Kunci pecahan dari Desa Belanting Kecamatan Sambelia. Hingga Rabu kemarin, belum ada dilaporkan meninggal dunia.
wilayah yang terkena serangan banjir ini, utamanya di Desa Belanting pernah terjadi pada tahun 2006 silam. Tepatnya tanggal 21 Januari 2006. Banjir yang melanda saat itu membawa material kayu yang menumpuk di bibir sungai. Banjir yang terkesan menjadi siklus lima tahunan itu kembali terulang. Bahkan yang terjadi Selasa itu dianggap lebih parah. Meski banjir tidak dengan membawa material kayu, namun air yang menerjang rumah penduduk itu dinilai lebih parah. Lebih deras. Tahun 2006 lalu terjadi saat pagi petang. Ketika warga sudah mulai bangun pagi. Sedangkan yang terjadi saat ini menjelang warga hendak tidur.
Sementara itu banjir bandang yang menerjang wilayah Sembalun, diterangkan Camat Sembalun, Mawardi, bahwa ratusan warganya saat ini masih berada di pengungsian. Warga yang mengungsi di tempatkan di rumah-rumah warga yang tidak terendam banjir. Sepanjang 5 meter panjang jalan yang longsor yang menyebabkan tertimbunnya badan jalan provinsi. Hal itu menyebabkan tidak bisa dilalui warga.
Jajaran BPBD telah turun ke lokasi bencana bersama dengan tim sar dan Palang Merah Indonesia (PMI). Terlihat di lokasi pengungsian, sudah mulai didirikan tenda pengungsian. Meski sampai Rabu siang kemarin, bantuan belum juga disalurkan. Jadi buat adik-adik yang ingin mendapatkan pahala, silahkan dibantu ya saudara-saudara kita di sana :) tidak hanya dalam bentuk materi lho, dalam bentuk pikiran dan tenaga juga boleh kok. Dan semua pasti tahu kan, kalau sembalun dan sambelia adalah tempat rekreasi tersembunyi yang luar biasa :) mungkin bagi yang pernah kesana aja, hehe...
No comments:
Post a Comment