Cuaca buruk, Tumbangkan "Listrik, Rumah dan Penyebrangan"

Selama ada di Jakarta, kekhawatiran terus mengikuti saya. Bagiamana tidak, bulan-bulan ini, cuaca ekstrem sedang menimpa kampung halaman nan jauh di sana. Provinsi NTB pada umumnya dan Lombok Timur pada khususnya dilanda cuaca buruk belakangan ini. Angin kencang, hujan lebat serta banjir bandang membuat kerusakan dimana-mana.

Disadur dari surat kabar Suara NTB edisi 17 Maret 2012, cuaca buruk itu berimbas kepada pemadaman listrik di Sebagian Besar Wilayah Lombok Timur. Angin kencang menyapu dan menumbangkan pohon-pohon di pinggir jalan. Akibatnya, sejumlah jaringan listrik ambruk tertimpa pohon. Hal itu membuat sebagian besar wilayah Lotim (Lombok Timur) tidak bisa menikmati layanan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN). Jaringan PLN yang tumbang akibat tertimpa pohonterjadi di wilayah Sikur, Pijot dan Pengadangan. Kondisi terparah di wilayah Sikur. Akibat tumbangnya jaringan listrik tersebut membuat pihak PLN membuat listrik tidak bisa menyala. Upaya yang dilakukan PLN sendiri langsung melakukan perambasan terhadap ranting ranting pohon yang mengancam akan menumbangkan jaringan listrik.

Pihaknya PLN sama sekali tidak ada unsur kesengajaan dalam melakukan pemadaman lampu. Semuanya murni akibat kondisi cuaca yang ekstrim. Angin kencang membuat jaringan terputus yang secara otomatis memadamkan lampu. Diharapkan masyarakat bisa memaklumi. Pihak PLN ini pun meminta maaf atas kejadian tersebut. Semuanya di luar kemampuan PLN.

Di daerah lainnya, cuaca buruk membuat sebagian rumah warga yang atapnya menggunakan seng, diterbangkan oleh tiupan angin kencang. Sampah di jalanan mulai berhamburan tidak menentu. Masyarakat sekitar mulai khawatir untuk keluar rumah setelah mengetahui keadaan cuaca yang seperti ini.

Selain itu, di Pelabuhan kayangan, cuaca buruk memaksa pihak PT ASDP menutup total penyebrangan ke Pelabuhan Pototano, sejak Kamis (15/3) sekitar pukul 11.30 Wita Penyeberangan hingga Jumat (16/3) siang kemarin. Angin kencang membuat gelombang tinggi. Kecepatan angin 40-45 knot/detik. Terang saja membuat gelombang besar dengan ketinggian mencapai 2-5 meter. Demi alasan keselamatan, terpaksa pelayanan dihentikan. Saat ini pula, sekitar 200 kendaraan di Pelabuhan Kayangan menunggu sejak Kamis kemarin. Sedangkan di Pototano dikabarkan terus bertambah. Saat ini sudah 250 kendaraan. Baik berupa truk maupun kendaraan pribadi. Kapasitas pelabuhan sebenarnya  hanya 230 kendaraan. Sejak 2 hari (Kamis- Jumat) para supir kendaraan terpaksa ada yang menginap. Terlebih di Pelabuhan Pototano yang jaraknya cukup jauh, membuat sebagian besar warga yang ingin menyeberang memilih untuk menginap.

Berdasarkan ramalan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gelombang besar akan terjadi sampai hari Ahad ini. Jadi, waspadalah selalu.