Sabtu, 29
Juni 2013, Bertempat di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Djarum Black
Apps Competition tahun ini digelar lagi. Menampilkan rangkaian acara dari pukul
12.00 – malam hari ini, #BAC2013 (black apps competition 2013) terasa meriah
dan syarat dengan perkembangan teknologi masa kini. Untuk yang belum mengetahui,
Black Apps Competition adalah sebuah kompetisi yang melombakan ide untuk mobile
apps (aplikasi mobile) bagi semua kalangan usia 18-35 tahun dengan syarat dan
ketentuan yang berlaku. Kompetisi ini merupakan wadah bagi masyarakat secara perorangan
untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam menciptakan ide-ide yang dapat
diaplikasikan dalam mobile apps. Ide yang masuk diharapkan dapat menjadi solusi
bagi pengguna mobile apps tersebut yang membantu memudahkan keseharian mereka.
Selain itu, pencetus ide diharapkan juga dapat menghasilkan mobile apps yang
bisa digunakan di skala nasional maupun internasional.
Acara yang
diawali dengan perkenalan 11 aplikasi mobile (android) yang masuk sebagai finalis
black apps competition 2013, terlihat begitu meriah dan tentu saja, “Serba
Hitam”. Penjelasan dari dewan juri yang menilai finalis dari black apps
competition 2013 serta tanya jawab dengan audience, membuat suasana semakin
hidup. Bagaimana tidak, dewan juri yang dihadirkan oleh pihak penyelenggara
merupakan orang-orang yang sangat berpengaruh di dunia perkembangan teknologi
Indonesia. Sebut saja, Andrew Darwis (Founder & Chief Technical Officer
Kaskus Networks), Raditya Dika (writer), Selina Limman (Founder & CEO
Urbanesia), Budiono Darsono (Co-Founder & Editor-In Chief Detik.Com) dan
Rene L. Pattiradjawane (Wartawan IT Senior).
Setidaknya saya
kebetulan mendapatkan kesempatan untuk bertanya dalam sesi tanya jawab tersebut,
“apakah ada rencana untuk kerjasama dengan pemerintah? Dan untuk mas radit,
bagaimana rasanya menjadi dewan juri di perlombaan yang sedikit berbeda dengan
dunianya mas radit nih?”. “mengenai rencana kerjasama, kita terbuka untuk siapa
saja yang ingin mengembangkannya. Kebetulan aplikasi para finalis ini kan
aplikasi yang aplikatif dan simpel, tetapi sangat bermanfaat, jadi kita
kembalikan kepada pemilik ide ini, jika memang pemerintah menginginkannya, ya
bisa saja terjadi kerjasama” jawab dari pihak djarum. Memang jika dilihat, 11
aplikasi mobile yang sudah dapat di download di google play ini, sangat
bermanfaat di dalam kehidupan sehari-hari, baik itu untuk social network,
produktifitas, games, maupun entertainment, jadi wajar saja jika ini dapat
menarik perhatian perusahaan lain maupun pemerintah. “sebenarnya, jika dilihat
secara mendalam, inti dari kompetisi ini kan kreatifitas, dan itu tidak jauh
berbeda dengan dunia saya, dunia kepenulisan dan dunia standup comedy-an. Karena
dalam dunia kepenulisan, kreatifitas merupakan hal yang harus ada agar setiap
tulisan itu menarik dan enak untuk dibaca. Dalam dunia standup pun seperti itu,
seberapa unik, seberapa tidak biasanya hal yang akan kita bawakan, ide yang
kita miliki, itulah yang menjadi daya tarik. Sehingga, saya merasa biasa saja dijadikan
sebagai dewan juri dalam acara ini” tegas raditya dika. Setelah dicermati, yang
dikatakan mas radit benar juga. Semuanya berawal dari suatu kreatifitas.
Dari kesebelas
finalis akan diambil 4 pemenang terbaik yang akan mendapatkan hadiah
masing-masing 20 juta rupiah, dan 1 pemenang favorit yang mendapatkan hadiah
sebesar 10 juta rupiah. 4 pemenang dengan ide aplikasi terbaik adalah Sandy
Colondam (Jakarta) dengan aplikasi “Bloodmob”, sebuah aplikasi donor darah bagi
yang membutuhkan. Kemudian ada “EMBA”, aplikasi sederhana yang memberikan
kesempatan bagi pengguna untuk mempersiapkan diri apabila pengguna mengalami
keadaan darurat, dari Yohanes Rahendaru (Salatiga). Apris Sugianto Sudrajat
(Cilacap), dengan aplikasi “Kuda Lumping” yang merupakan games seru bercita
rasa budaya Indonesia. Dan aplikasi “Tutwuri”, ide milik Maximilian Audrey
(Sidoarjo) yaitu aplikasi mobile yang berfungsi untuk membantu dalam mencari
beasiswa. Serta “Silat Academy” dari Ias Ari Mahaputra Naibaho (Jakarta), game
cerdas dimana pemain bermain sambil mengasah otak.
pemenang djarum black apps competition 2013 |
Rangkaian acara
dilanjutkan dengan presentasi dari para komunitas dan sponsor. Diantaranya Idblognetwork,
komunitas Android Indonesia, pecinta museum nasional, kaskuser, kompas dan yang
tidak kalah penting adalah tips menjadi orang terkenal di social media oleh
Raditya Dika. Walaupun pada sesi ini, MC tidak memberikan kesempatan kepada
saya untuk bertanya lagi, namun saya sedikit berbangga bisa menjadi “bahan” mas
radit dalam presentasinya tersebut. Acara terakhir adalah penyerahan hadiah
kepada para pemenang black apps competition 2013. Walaupun tidak sampai acara
terakhir, tetapi saya bangga bisa menjadi bagian dari acara djarum black apps
competition 2013 ini. Semoga dengan acara ini bisa menumbuhkan kreatifitas dan
inovasi bagi masyarakat Indoneisa khususnya di bidang informasi dan teknologi.
No comments:
Post a Comment