Monday, 19 March 2012

Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosi

Syarat Menjadi Pemimpin "Banyak Teman" (Asta Brata)


Karir seseorang ternyata lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional, spiritual dan baru intelektual. Anda pasti ingat beberapa teman yang semasa sekolah dulu sering mendapat nilai pas-pasan dan bahkan jauh di bawah Anda, namun dia memiliki banyak teman dan sangat disukai para gadis. Bisa saja dia bukan bintang kelas, tapi dia menjadi bintang dan begitu terkenal di sekolah.


Ternyata yang membuat seseorang begitu banyak disukai oleh banyak orang kuncinya terletak pada kecerdasan emosional. Orang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi cenderung lebih mudah tersenyum dan di terima dalam pergaulan dibanding orang dengan kecerdasan intelektual yang tinggi yang lebih suka bergelut dengan buku dan menyendiri.

Sifat temperamental atau pemarah dan sukar mengendalikan diri juga menunjukkan rendahnya tingkat kecerdasan emosional. Kecerdasan yang satu ini dapat di latih dan ditingkatkan seperti kecerdasan lainnya. Setidaknya agar Anda dapat mengendalikan diri dan tidak nampak pemarah di mata orang lain. 

Dr Thomas Denson dari University of New South Wales berpendapat, melatih pengendalian diri sama seperti melatih keterampilan main piano atau main golf. Anda dapat mulai berlatih mengendalikan diri dengan cara yang mudah dan sederhana, gunakan tangan yang keliru untuk kegiatan sehari-hari.

Anda yang menggunakan tangan kanan, biasakanlah memakai tangan kiri atau kidal saat menggunakan mouse komputer, mengaduk gula teh atau kopi, membuka pintu, dan hal lainnya yang tidak membahayakan. Sebaliknya bagi Anda yang kidal, gunakanlah tangan kanan. 

Hasil latihan Anda akan terlihat setelah dua pekan, Anda akan mampu mengendalikan emosi dengan lebih baik dan tidak meledak-ledak. Namun Dr Denson mengingatkan, pada awal latihan menggunakan tangan yang non-dominan, emosi Anda bakal terpancing. 

Penelitian Dr Thomas Densondimuat di jurnal Current Directions in Psychological Science, dan dimuat Reuters. Dr Denson dan koleganya mengutif kesimpulan para kriminolog dan sosiolog, yang menyatakan kasus kekerasan terjadi ketika ada kesempatan dan kurangnya kemampuan mengendalikan diri.

Wah, ternyata semudah itu ya?  Sepertinya mulai hari ini kita harus mengajak Mahasiswa dan Penegak Hukum menggunakan tangan non-dominan, agar tidak ada korban kekerasan dalam setiap demo. Masa sih harus kalah dengan para koruptor yang menebar kebaikan dengan tangan kanan dan mengambil hak rakyat dengan tangan kiri?

No comments:

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...