Thursday, 24 April 2014

road to lombok part 1 : antara azab dan kebohongan

perjuangan buat pulang kampung emang gak mudah. gak pernah mudah malahan, sumpah. entah ini termasuk dalam tulisan buat para backpacker, traveler, atau mungkin curhatan aneh dari gue. tulisan ini gue bagi-bagi dalam beberapa part, biar gak membosankan pas membacanya.


pagi itu, buat bisa gak masuk dengan wajar dari salah seorang dosen, mengharuskan adanya surat keterangan sakit dari rumah sakit, klinik atau puskesmas tempat berobat. nah, awalnya sih ini cuma buat mengelabuhi dosennya biar nanti percaya kalau gue gak masuk bukan karena pulang kampung tapi karena sakit, biasalah akal-akalan mahasiswa *noted : gak usah dicontoh

iya, sakit yang termasuk lumayan parah. awalnya gue periksa cuma buat meminta surat keterangan sakit. gue asal aja pilih dari semua sakit yang ada, gue milih buat meriksa di bagian gigi. soalnya gigi gue rada-rada gak rata, jadi mudah-mudahan ada yang termasuk kategori sakit setelah didiagnosis. entah ini adalah azab atau ganjaran buat gue yang bohong, pas meriksa di puskesmas rawasari, ternyata ibu dokter gigi memvonis gue bener-bener sakit. 

"wah mas, ini mah parah banget. udah lama gak meriksa giginya ya?"
" iya bu, kan datengnya kalau cuma sakit aja, kalau gak ya saya kira saya baik-baik aja bu"
"mas, seharusnya minimal periksa gigi itu sekali setahun. normalnya 6 bulan sekali. ini mas jarang makan-makanan berserat ya?"
dalam hati gue, ini dokter apa peramal ya? tahu aja gue jarang makan sejenis buah-buahan. maklum anak rantauan boro-boro mikirin buah, buat makan ayam aja cuma berani pas awal gajian.
"iya bu, saya kebanyakan makan karbohidrat dan protein"
"wah, mestinya mas sering-sering makan buah yang bisa dikunyah seperti apel atau semangka. itu nanti bisa sekalian untuk membersihkan plak yang ada di gigi mas"
"gigi saya emang kenapa bu?"
"karang giginya mas udah banyak. hampir disemua giginya mas udah banyak karang giginya, ini mesti dibersihin mas"
"bersihin karang gigi emang bayarnya berapa bu?"
"gigi atas semuanya 30 ribu, gigi bawah juga 30 ribu, jadi 60 ribu. mas ini mesti dibersihin semuanya"
"pantesan tiap saya sikat gigi suka berdarah gitu, padahal gak sakit loh"
"iya, itu emang karena karang giginya"
"kapan mas bisanya?"
"hemmm..., kalau besok atau jumat gimana bu?"
"bisa kok, jumat aja deh, tapi mas datengnya pagian ya, soalnya kalo pemeriksaan biasa itu dimulainya jam 8, kalau pembersihan karang gigi kita bakal dahuluin. setengah 8 deh" waduh padahal gue kan beberapa jam lagi bakalan pulang kampung naik keretas, gue iya iya in aja ibu-ibu dokternya. oh bu dokter gigi, maafkan aku tidak menepati janji. aku ungkapkan kejujuran ini melalui tulisan blog, semoga ibu bisa membacanya *loh -_-
"oh gitu, boleh bu. tapi saya minta surat izin ke kampus buat gak masuk nanti hari jumatnya ya bu?" pokoknya dapet surat keterangan gak masuk dulu
"boleh, entar minta dibagian administrasinya disana" sambil nunjuk mbak-mbak depan komputer.
"makasi bu"

dan akhirnya gue pun dikasi surat keterangan buat istirhat gak masuk kuliah. di satu sisi gue seneng, bisa dapet alesan resmi gak masuk kuliah. tapi di sisi lain, gue khawatir dengan karang gigi gue. entar pas nyampe rumah, mesti langsung ke rumah sakit terdekat buat bersiihin karang gigi nih -_-

pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman ini adalah, jangan coba-coba membohongi orang tua, termasuk dosen atau guru di sekolah. ereq doank meuk te baeh 

to be continued....

1 comment:

charity white said...

Halo,
Ini untuk memberi tahu masyarakat bahwa Nyonya Charity White, pemberi pinjaman swasta memiliki kesempatan finansial untuk semua orang yang membutuhkan bantuan keuangan, membayar tagihan, untuk berinvestasi dalam bisnis baru atau untuk meningkatkan bisnis Anda. Kami memberikan pinjaman dengan bunga sebesar 2% kepada perusahaan dan perorangan. Ini tidak memerlukan banyak dokumen, juga syarat dan ketentuan yang jelas dan peka. Hubungi kami via e-mail: (charitywhitefinancialfirm@gmail.com) Kami akan memberikan layanan terbaik kami.

Hokben Bontang Akhirnya Buka!

Beberapa bulan yang lalu pas masih tinggal di Bontang pernah bikin survey di sosial media: "Apa yang belum ada di Bontang yang kalian h...